Mohon tunggu...
Sri WahyuniS
Sri WahyuniS Mohon Tunggu... Novelis - Seorang guru dan penulis novel. Ingin menjadi perempuan yang mampu memberikan bacaan untuk penyuka genre tulisan yang disajikan.

Menulis adalah cara terbaik untuk melegakan hati dan menghibur diri. Otak juga seakan punya asupan untuk dikeluarkan menjadi tulisan yang berarti.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemulung Dapat Untung

12 September 2023   23:08 Diperbarui: 12 September 2023   23:15 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bapak pingsan di pinggir jalan. Jadi saya bawa ke mari. Oya, Bapak mau pulang sekarang? Dokter sudah memperbolehkan."

"Iya, saya mau pulang aja. Rumah saya nggak ada yang jagain. Takut diobok-obok orang jahat."

"Orang jahat? Maksud Bapak?"

"Saya mau pulang. Tapi saya nggak punya uang untuk bayar semua obat," ucap Pak Karto sedih.

Orang kaya itu menjelaskan kalau semua biaya telah ditanggungnya. Dengan rasa terima kasih, Pak Karto terus menyalami laki-laki yang pernah merendahkannya waktu itu.

***

Diam-diam orang kaya itu datang sebelum Pak Karto berangkat memulung dengan membawa dua bungkus nasi dan beberapa sembako. Rumah yang dindingnya sudah lapuk dan berlubang membuat hati laki-laki itu terenyuh. Ada rasa penyesalan yang dia lakukan karena telah sering mengusirnya ketika memulung.

Pak Karto heran dan merasa segan atas kedatangannya. Mempersilakan duduk dengan alas seadanya yang dia miliki. Dua bungkus nasi dan dua bungkus teh manis hangat mereka santap.

"Pak, maaf ngerepotin. Saya jadi nggak enak," kata Pak Karto di sela-sela menikmati hidangan terenak yang pernah dia makan.

"Saya nggak merasa direpotkan, Pak. Saya hanya ingin makan bareng sama Bapak di rumah ini. Sekalian kita ngobrol bebas di sini. Ya, itung-itung menebus kesalahan saya, Pak."

Mereka tertawa terbahak-bahak sampai lupa dengan permasalahan yang sudah-sudah. Indahnya saling mengerti meski diawali dengan rasa terhina. Sabar dan ikhlas akan datang dengan menghadirkan keberkahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun