Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teka Teki Si Naga Sakti

24 Januari 2025   06:06 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:06 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seekor naga (sumber: tempo.co)

 "Oh, ternyata itu teka-teki terakhirmu, Naga. Simak jawabanku baik-baik: Manusia punya waktu terbatas di dunia ini. Akan tetapi, dia punya kesempatan menjadi ajek. Yaitu, jika dia mewariskan kebaikan yang terus mengalir. Itulah kebaikan yang selalu dikenang sepanjang masa. Sekaligus, jawaban bagi teka-teki terakhirmu."

 Secara mengejutkan, tiba-tiba Gargatua berteriak keras. Sekujur tubuhnya merah membara. Terdengar suara ledakan, lalu terlihat kepulan asap. Seiring menipisnya asap, muncullah sosok orang tua berjanggut putih. Herannya, orang tua itu langsung memeluk Jason.

 "Jason, apa kabarmu selama ini, Nak?" sapa sang orang tua dengan suara penuh haru.

 "Baik-baik, Ayah. Ananda sangat senang karena akhirnya berhasil membebaskan ayahanda Raja dari kutukan."

 "Ya, setelah sekian tahun, akhirnya kau berhasil menemukan jawaban dari teka-teki ibumu yang telah mengutuk aku. Memang, sebagai Raja di Ameria, aku bersalah karena terlalu asyik berperang menaklukkan kerajaan lain. Sampai-sampai ibumu meninggal karena kesepian. Bahkan, saking bencinya kepadaku, ibumu yang dulu seorang penyihir mengutukku menjadi naga. Aku hanya bisa kembali menjadi manusia jika ada yang berhasil menjawab teka-tekinya."

 "Ayahanda Raja, ada satu hal yang perlu Ananda sampaikan. Sebenarnya, ibu tidak membenci Ayah. Beliau sebelum wafat sempat berpesan kepada Ananda bahwa kutukan dan teka-teki itu semata bertujuan menyadarkan ayah dari hawa nafsu dan keserakahan. Sebab, hanya kebaikanlah yang akan abadi, bukan kejayaan manusia."

 "Oh, begitu ya," Sang Raja meneteskan air mata. "Aku salah selama ini. Sungguh harga yang mahal bagi hikmah yang aku dapat. Namun cukup ceritamu, Jason. Mari kita ke istana Sang Raja dulu mengantarkan sang Putri. Aku juga perlu minta maaf kepada beliau."

 Akhirnya, Raja Agoria sangat bahagia melihat keselamatan putrinya. Setelah mendengar cerita Jason dan ayahnya, Raja Agoria pun menikahkan Jason dengan sang Putri. Adapun ayah Jason kembali ke kerajaannya dan menjadi raja yang semakin bijaksana memerintah negerinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun