Berbekal restu Raja, Jason segera menuju gua Hillenesia. Di mulut gua, hawa panas sudah terasa. Jason langsung menyatakan kedatangannya.
 "Gargatua, keluarlah kau. Aku, Jason, siap menghadapi teka-tekimu."
 "Grrr .... Satu lagi manusia yang siap mati. Apakah kau sungguh siap menjawab tiga teka-tekiku?"
 "Silakan, Gargatua. Tapi ingat kau harus menepati janjimu jika aku berhasil menjawab semua teka-tekimu."
 "Grrr.... Baiklah. Teka-teki pertama: Malam, Kapak, Katak. Dengan satu kata, jelaskan persamaan ketiga kata itu."
 "Wahai Naga, 'Keajekan' adalah jawabannya. Sebab, ketiga kata itu sama atau ajek jika dibaca dari depan maupun dari belakang. Dulu orang pandai Yunani, Parmenides, pernah berkata bahwa dunia ini bayang-bayang belaka. Artinya, kebenaran itu ajek dan tak pernah berubah."
 "Pintar kau, anak muda," ujar Gargantua kesal. "Kalau begitu, pikirkan baik-baik teka-teki kedua ini. Dia ditakuti semua raja. Makhluk terkuat pun tak berdaya dibuatnya. Namun, semua makhluk sebenarnya pasti pernah berjumpa dengannya. Hanya, mereka sering tidak menyadarinya. Siapakah dia?"
 "Sungguh kau ingin menipuku, Gargantua. Bukan siapakah dia, tapi apakah dia? Karena, jawabannya adalah Waktu. Kita semua punya waktu. Akan tetapi, ketika waktu kita habis di dunia, semua tak berdaya. Semua raja pasti akan mangkat. Demikian juga semua makhluk akan musnah."
 "Hhhhh... hebat kau anak muda. Pertanyaan terakhir kalau begitu. Jika kau berhasil, sang Putri akan aku serahkan. Namun jika kau gagal, kau tampaknya tidak akan bisa pulang dengan selamat."
 "Baiklah, Naga. Apa teka-teki terakhirmu?"
 "Sederhana, anak muda. Jelaskan makna kedua teka-tekiku sebelumnya tadi".