Ramai Dikunjungi
Melihat video, pengunjung bendungan perosotan itu, dalam hati berdecak kagum karena betapa banyaknya orang-orang tua muda, anak-anak hampir memenuhi bendungan sekarang ini. Mereka kemudian pada perosotan, atau melakukan surfing istilah saat ini.
Cara melakukan perosotan pun ada yang dengan duduk, menempelkan pantat di lantai bendungan. Ini menunjukkan bahwa mereka mungkin pengunjung yang baru atau belum menguasai teknik perosotan yang baik.
Yang lain melakukan perosotan dengan berdiri. Kalau yang ini pasti sudah ahli, mungkin anak-anak sekitar bendungan atau memang anak dari kampung lain tetapi sering mengunjungi bendungan ini.
Namun ada video yang menunjukkan sesuatu yang lucu.
Seorang pemuda melakukan perosotan, tetapi tidak bisa menguasai keseimbangan dirinya sehingga ia terjatuh dan kepalanya terantuk lantai bendungan. Sambil menahan sakit dan peningnya kepala, tubuhnya terus meluncur hingga ke perosotan bagian bawah.
Bahaya Mengancam
Selain kepala terantuk pada lantai perosotan seperti yang saya ceritakan di atas, kecelakaan bisa juga terjadi karena saat perosotan dalam posisi berdiri misalnya, hilang keseimbangan karena bertubrukan dengan orang lain, bisa menyebabkan tubuh terpelanting karena dasar bendungan berlumut dan licin.
Bisa juga kecelakaan terjadi karena ada benda tajam yang terdapat di lantai bendungan. Kita tidak tahu benda-benda apa saja yang menjadi limpahan air menggenang sebelum masuk ke pleret bendungan.
Kemungkinan juga adanya lantai bendungan yang pecah, menganga sehingga berbahaya bagi para pemain perosotan yang tanpa menggunakan pengaman apa-apa.
Bendungan Pleret Banjir Kanal yang terletak di Jl. Gedung Batu Tim. No.203 G, Ngemplak Simongan, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang ini sebenarnya berfungsi untuk mengendalikan air banjir yang mengalir di Sungai Kaligarang. Sungai Kaligarang mendapat aliran air dari daerah atas, yakni Gunung Pati.