Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Lustrum ke-45 STTII Yogyakarta Meriah dengan Pusparagam Budaya Nusantara

19 Juni 2024   10:02 Diperbarui: 19 Juni 2024   10:23 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lustrum ke-45 STTII Yogyakarta 18-20 Juni 2024 (dokumen pribadi) 

Injil berita yang Simple

Pdt. Victor Liu Ngiam Fa antusias sampaikan khotbah (dokumen priobadi) 
Pdt. Victor Liu Ngiam Fa antusias sampaikan khotbah (dokumen priobadi) 

Dalam rangkaian ibadah, Pdt. Victor Liu Ngiam Fa, Th.M. dari Melbourne Australia menyampaikan khotbahnya secara zoom meeting.  Pdt. Victor Liu Ngiam Fa yang akrab dengan sebutan Pak Liu ini sebelum melayani di sebuah gereja di Brisbane Melbourne Australia juga mengajar di STTII yang semula bernama Seminary Theologi Injili Indonesia (STII) Yogyakarta. 

Pdt. Victor Liu Ngiam Fa mengambil nas Roma 1:16-17. Melalui khotbahyang disampaikan dengan gaya khasnya yang penuh antusias, Pdt. Victor Liu Ngiam Fa mengingatkan bahwa berita Injil yang disampaikan adalah berita Injil yang berkuasa menyelamatkan orang-orang yang berdosa.

"Injil adalah kabar gembira menunjukkan suatu cerita tentang Yesus yang mati, bangkit dan hidup yang sudah dinubuatkan Perjanjian Lama untuk semua bangsa yang berkuasa menyelamatkan orang berdosa.  Beritanya simple dan sederhana Yesus mati bagi orang berdosa, Yesus bangkit untuk kita orang percaya.  Pada waktu orang percaya kepada Yesus maka akan diselamatkan serta akan ada perubahan dari gelap menjadi terang dan dari kehidupan lama menjadi kehidupan baru.  Perlu kerendhan hati bagi orang yang mau menerima berita Injil ini," demikian urai Pdt. Victor Liu Ngiam Fa  dalam khotbahnya. 

Victor Liu Ngiam Fa adalah alumni STTII Yogyakarta angkatan awal, mengajar di STTII Yogyakarta ilmu homelitika.  Gaya khotbahnya yang penuh semangat sering dicontoh oleh para mahasiswanya.  Meskipun sudah 25 tahun tidak lagi mengajar, karena menggembalakan sebuah jemaat di Australia, dan umur semakin bertambah, tetapi gaya antusiasmenya dalam berkotbah masih kentara.

Perjalanan Dr. Chris Marantika

Pdt. Dr. Chris Marantika bersama istri Dr. Saria Iswari Marantika dan anak george Iwan Marantika, M.BA. (dokumen pribadi) 
Pdt. Dr. Chris Marantika bersama istri Dr. Saria Iswari Marantika dan anak george Iwan Marantika, M.BA. (dokumen pribadi) 

Dalam pembukaan ibadah itu ditayangkan sebuah klip yang menceritakan kisah perjalanan hidup Pdt. Dr. Chris Marantika (alm) pendiri dan peletak dasar STTII Yogyakarta dari masa kanak, remaja, pemuda, pelayanan dan berkeluarga.  Chris Marantika menikah dengan Saria Iswari (almh) memiliki anak semata wayang George Iwan Marantika.

Pulau dan kota-kota yang disebut dalam tayangan klip menggambarkan kisah Chris Marantika adalah: Nila Kepulauan Banda, Surabaya, Kediri, Semarang, Dallas Texas USA dan Yogyakarta. 

Di dalam buku I Can not Dreamless yang menceritakan Chris Marantika lahir di Nila Kepulauan Banda itu, kemudian karena keinginan studi yang kuat Christ Marantika remaja berangkat ke Pulau Jawa, pertama ke Surabaya akhirnya ke kota Kediri.  Selesai sekolah menengah yang dilalui dengan berbagai pergumulan, ia kemudian kuliah di STBI Semarang, menjadi dosen dan gembala sidang dan menikah dengan Saria Iswari pada bulan Juni 1967.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun