Karena boleh dikata sudah mengirim barang ke luar negeri sendiri dan dibayar langsung oleh buyer luar negeri, maka penghasilan mereka lumayan besar seiring dengan volume dan frekuensi pengiriman meubel setiap minggu dan setiap bulannya.  Harlina dan suaminya mengaku, saat sekarang ini dana yang berputar untuk usaha mereka mencapai  10 milyar rupiah.  Itu belum terhitung harta bergerak dan tidak bergerak berupa rumah, tanah, kebun dan sawah yang berada di Desa Karanggondang dan sekitarnya!
Belajar Kunci Keberhasilan
Pengalaman hidup Harlina (54) membuktikan bahwa hanya dengan belajar dan terus belajar sajalah khususnya di bidang teknologi, maka kehidupannya boleh dibilang makmur seperti saat sekarang ini.  Ijasah tetap penting baginya oleh karena itulah kedua anaknya dikuliahkan hingga mencapai gelar sarjana.  Namun demikian menurut Harlina yang hanya memiliki ijasah SD, usaha, ketekunan  dan kerja keraslah yang  lebih penting dan sangat utama jika seseorang, khususnya perempuan jika mau maju dan sukses kehidupannya yang kemudian menyebabkan pembangunan berkelanjutan.
Ketika usahanya berkembang seperti sekarang ini, Harlina belajar menata keuangan dengan baik. Â Selain itu tentu saja ia belajar melakukan pengelolaan manajemen yang baik dan ramah lingkungan. Â Pengelolaan manajemen yang ia terapkan membuat karyawannya yang saat ini berjumlah 60 orang, belum yang terhitung di luar perusahannya, menjadi betah bekerja kepadanya. Â Bahkan menurut pengakuan Harlina ada seorang bapak yang bekerja sejak mereka memulai usaha hingga saat ini. Â Bapak yang tinggal di dusun Paluan Desa Karanggondang ini sudah berumur 70-an tahun. Â "Prinsip saya, saya tidak akan memecat seorang karyawan. Â Mereka saya beri kelonggaran untuk bekerja, sampai mereka merasa tidak bisa melakukan pekerjaannya karena umur atau sakit," demikian ujar Harlina membuktikan manajemen ramah lingkungan yang ia tengah terapkan.
Selain manajemen dan administrasi perkantoran yang ia pelajari sehingga menguasainya, Harlina juga belajar dapat mengoperasikan mesin produksi meubel.  Dia kemudian bisa mengoperasikan mesin Jointer, Tenon, Cross Cut, Spindle dan lain-lain.  Di antara mesin-mesin itu, yang sering dia pegang dan gunakan adalah mesin  router yang berfungsi untuk memperhalus tepian meja atau kursi sehingga menjadi halus dan tumpul.  Supaya menghasilkan pekerjaan yang maksimal ia juga menggunakan mesin gerinda untuk hasil akhirnya.
Harlina menangani pekerjaan bermacam-macam.  Pekerjaan kunci  yang ia pegang yakni sebagai Quality Control.  Ada karyawan lain yang melakukan pekerjaan Quality Control atas barang hasil produksi karyawannya dan dari pengrajin yang masuk gudang.  Namun pada saat barang akan dipacking dan masuk ke truk kontainer, maka Harlinalah yang akan melakukan pengecekan bahkan sampai pada servis barang.  Tidak ada barang satu pun yang luput dari pengecekannya.  Harlina dan suaminya bangga bahwa barang-barang yang mereka kirim ke luar negeri, tidak dicacat oleh buyer.  Memang mereka dikenal ketat oleh pengrajin di sekitar mereka.  Tetapi ketika seorang pengrajin bekerja sama dengan mereka dalam produksi, maka hasil produksinya bisa dipastikan dapat diterima juga oleh perusahaan-perusahaan meubel di  Jepara.
Semoga Oxfam di Indonesia yang berupaya ada transisi energi adil bisa lebih menggerakkan perempuan di Indonesia sehingga bersemangat dalam penguasaan teknologi  dalam usaha mereka.  Contoh kehidupan Harlina dalam mengembangkan usaha meubel di Jepara menjadi semangat Oxfam di Indonesia dalam mendorong perempuan-perempuan di Indonesia yang lain dalam penguasaan teknologi dalam usahanya sehingga menyebabkan pembangunan berkelanjutan serta kemakmuran didapatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H