Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 17)

7 Juni 2024   08:01 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:57 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fitri agak malu menjawab, melirik Bagas, tangannya seolah hendak mencubit, "Belum dhing dok...bel..eh, cuma..."

Dokter melihat itu tersenyum, segera memeriksa denyut jantung Bagas,"Iya, iya, saya juga hanya menggoda.  Ok mas Bagas, jangan terlalu banyak gerak dulu, usahakan makan dan minum yang cukup.  Jangan lupa minum tablet-tablet vitaminnya. Ok? Saya tinggal dulu."  Dokter meninggalkan ruangan dengan disertai suster.

 Segera Fitri bertanya kepada Bagas,"Tadi mas bilang aku istrimu?  Ngaco ah." Fitri mencubit lengan bagas.  Yang dicubit kesakitan.  Teringat kalau Bagas sedang terbaring sakit, Fitri melepaskan cubitannya.

 Bagas berteriak pelan, tapi tidak bisa menghindar,"Aduh, aduh...Nggak boleh ya aku bilang kayak tadi?"

Fitri dengan sigap bertanya,"Kayak tadi yang mana?"

Bagas dengan pandangan nakal menjawab,"Tadi lho...bahwa kau istriku?"

Fitri melengos,"Ah, nggak serius aja kok."

Bagas menjawab," Aku serius, sumpah lho."  Joko  tersenyum saja mendengar percakapan itu, kemudian dia keluar ruangan dengan alasan mau merokok.

Fitri berkata, mulutnya di dekatkan ke telinga Bagas,"Sst...ngga' usah sumpah-sumpah segala, apalagi pakai suara keras...ingat lho mas lagi sakit."

Bagas meraih kepala Fitri dan membenamkan  kembali ke dalam dadanya.  Tangannya mengelus rambut kelam nan panjang itu.  Bagas teringat sebuah bawa lagu Nyidham Sari yang dihafalnya dan dilagukannya saat membawakan cerita wayang Komajaya-Komaratih di sekolah pendhalangannya tempo hari: Dhuh wong ayu, pepujaning ati, kaya ngene wong nandhang asmara...

(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun