Bagas membuka mata, berusaha menggenggam tangan kekasihnya,"Fitri."Â
Fitri menengok ke Joko seolah minta penjelasan,"Kurang ajar betul Bramastho dan kawan-kawannya itu," ujar Joko jengkel.
Bagas berusaha memandang Joko dan Fitri bergantian,"Sudahlah, dia tidak tahu apa yang ia lakukan. Â Semoga Tuhan mengampuninya. Â Lukaku cuma fisik saja. Â Batinku sangat bersuka cita. Â Kamu sumber bahagiaku." Bagas meraih kepala Fitri dan membenamkannya di dadanya. Â Joko melihat, segera keluar, dokter masuk ruangan didampingi seorang suster, berdehem. Â Fitri mendongakkan kepala, segera menemui dokter.
 Fitri bertanya,"Bagaimana lukanya 'dok?"
Dokter tenang menjawab,"Oh, hanya luka luar, hanya memar-memar dan lecet kulit."
Fitri masih bertanya,"Tidak ada pukulan benda keras di kepala 'dok?"
Dokter masih dengan penuh ketenangan menjawab,"Tidak ada, hanya kepala sedikit berdarah karena terbentur aspal, lecet sedikit."
Fitri tidak bisa menyembunyikan rasa kuatirnya,"Bisa segera sembuh dok?"
Dokter mengeluarkan stetoskopnya, hendak memeriksa detak jantung Bagas, lalu bertanya"Iya, paling ngga sampai seminggu sudah bisa pulang..., mbak ini istrinya atau...?"
Bagas dengan tersenyum berkata,"Iya dok, itu istri saya, cantik kan dok?"
Joko dan suster yang mendengar candaan Bagas tertawa.Â