"Heran saya itu, eyang itu siapa sih kok kalau ngomong tentang RA Kartini, tokoh emansipasi itu semangatnya menyala-nyala?" tanya Fitri.
"Lho kamu belum tahu to, dulu orang tua dari eyang buyutmu itu kan ngabdi pada garwa ampil bupati Rembang Djojoadiningrat yang bernama Mas Ajeng Soedjirah atau Ibu Raden.  Ketika itu kan orang tua eyang buyutmu yang asli Blora itu, juga sering menerima petuah dari  RA Kartini, sehingga semangat dan perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan sekolah bagi kaum wanita, terkesan sekali padanya..." jelas Nyi Sutejo masih tetap mengelus rambut putrinya.
"Tapi sulit juga ya RA Kartini itu, walau dia menjadi garwa padmi, tetapi kan dia juga menghadapi garwa-garwa ampil bupati lainnya, sementara itu dia memperjuangkan emansipasi wanita," Fitri berkata sambil menerawang ke langit.
"Itulah 'ndhuk, keadaan waktu itu...Tapi seribu satu lho orang seperti RA Kartini kala itu...," kata Nyi Sutejo sambil menggandeng tangan anaknya masuk ke bilik belakang.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H