Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Angin Puting Beliung Terjang Tiga Desa Jepara

24 April 2024   12:18 Diperbarui: 24 April 2024   12:29 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu rumah terdampak di desa Kancilan (Dokumen Pribadi) 

Angin Puting Beliung Terjang Tiga Desa Jepara

Oleh: Suyito Basuki

Minggu 21 April 2024 yang baru lalu bencana angin kencang atau orang sering sebut angin lesus melanda tiga Desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.  Desa-desa tersebut menurut catatan Jawa Pos Radar Kudus adalah Desa Wedelan dan Banjaragung yang terletak di Kecamatan Bangsri dan Desa Kancilan di Kecamatan Kembang. (https://radarkudus.jawapos.com/jepara/694562211/angin-kencang-terjang-sejumlah-rumah-di-2-kecamatan-di-jepara-begini-kerusakannya)

Kerusakan Rumah-rumah di Tiga Desa

Menurut Jawa Pos Radar Kudus, di desa Banjaragung akibat angin kencang yang disertai hujan itu menyebabkan sebuah pohon besar roboh meruntuhkan sebagian kamar mandi rumah seorang warga.  Sedangkan di desa Wedelan, Jawa Pos Radar Kudus melaporkan angin kencang tersebut merusak TPQ Al Falah dan sebagian atap rumah warga.

Sementara itu di Desa Kancilan, Ana Widarti (40), bercerita meski rumahnya tidak terdampak, tetapi," Yang kena rumah daerah tengah desa, hujan angin sekitar jam setengah 12 siang, hanya sebentar tapi banyak rumah-rumah yang gentengnya roboh," demikian Ana mencoba mendeskripsikan keadaan angin kencang itu.


Jalur Puting Beliung

Pdt. Dwi Nindya Adiputra (47) seorang rohaniwan yang melayani warga jemaat Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) Kancilan menyebutkan bahwa di rumah pastori tempat ia tinggal, ia merasakan angin mobat mabit dan jendela kamar terbanting beberapa kali.  Sementara itu menurutnya tanaman jagung di belakang pastori ambruk semua, padahal jauh dari lokasi atau jalur angin.  "Sebelum angin, ada hujan deras tiba-tiba lalu disusul angin kencang, hujan dan angin sekitar 30 menitan," demikian Dwi Nindya menerangkan.

Menurut Dwi Nindya yang sudah bertempat tinggal sekitar 15 tahun di desa Kancilan ini menyebutkan bahwa daerah Kancilan berdasarkan keterangan warga sepertinya menjadi jalur angin puting beliung atau lesus, karena beberapa kali terjadi dengan jalur atau lokasi yang tidak jauh berbeda. 

Dwi Nindya Adiputra di depan gedung gereja (Dokumen Pribadi) 
Dwi Nindya Adiputra di depan gedung gereja (Dokumen Pribadi) 

"Selama saya tinggal di pastori, ini kali kedua. Yang pertama sekitar 7-8 tahun yang lalu.  Yang lebih parah karena terjadi tengah malam, bahkan beberapa rumah joglo kayu jati terbang, tinggal pondasinya saja.  Waktu itu gereja juga kena dampak, genting dan lantai-lantai kabur juga.  Namun kali ini gereja aman, karena genting sudah kami ikat pakai kawat." Demikian Dwi Nindya mengakhiri penjelasannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun