Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Antologi Cerpen Siswa-Guru, Ekspresikan Hastalaku

26 Januari 2024   10:18 Diperbarui: 26 Januari 2024   14:42 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepala SMAN 1 Ambarawa Supriyanto S.Pd  menyebutkan dalam pengantar buku bahwa tema hastalaku adalah tema yang mengurai tindak-tindak kebajikan dalam berperilaku.  Sebagai sekolah yang mendapat legitimasi sebagai Sekolah Adipangastuti maka SMAN 1 Ambarawa merasa perlu mengurai dan mewujudnyatakan hastalaku ini.  Dijelaskannya lebih lanjut bahwa buku antologi cerpen "Aku Bukan Rivalmu" ini mengandung tindak-tindak kebajikan hastalaku:  gotong royong, guyub rukun, grapyak semanak (ramah), lembah manah (rendah hati), ewuh pakewuh (saling menghormati), pangerten (saling menghargai), andhap asor (berbudi luhur), dan tepa selira (tenggang rasa).

 

Karya Guru

Hastalaku yang hendak dihidupi oleh para penulis cerpen nampak sekali dalam kisah-kisah yang mereka tuliskan.

Seorang guru Bimbingan dan konseling, Kartilah hendak mengatakan bahwa hidup itu perlu kesabaran dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang Maha Kuasa.  Dalam cerpennya yang berjudul "Tamba Teka Lara Lunga", menceritakan tokoh aku, seorang ibu yang divonis memiliki penyakit kelenjar tiroid.  Ibu yang semula merasa tertekan itu akhirnya bisa menerima kenyataan dan melakukan pengobatan.  Pengobatan dilakukan dengan dilakukannya operasi untuk mengangkat kelenjar yang berupa benjolan di leher itu.  Pengobatan sampai pada tahap ablasi tetes nuklir yakni pemberian cairan obat bermuatan radioaktif.  Ibu ini mendapat dukungan penuh dari suami dan anak-anaknya, sehingga ia secara mental bisa melewati tahapan-tahapan pengobatannya.  Ketabahan tokoh aku yang menceritakan pengalaman nyata penulis, bisa terjadi karena menurutnya: hanya kepada-Nyalah berdamai dengan takdir, berupaya, berserah diri akan segala takdir yang telah digariskan...iklas, penuh rasa syukur, termasuk bersyukur karena diberikan sakit.

Guru SMAN1 Ambarawa semangat berkarya literasi (sumber gambar: C. Erna Widyaningsih)
Guru SMAN1 Ambarawa semangat berkarya literasi (sumber gambar: C. Erna Widyaningsih)

Dwi Hartati, seorang guru Kimia ingin mengatakan bahwa hidup itu perlu selain sebuah ketabahan juga diperlukan memiliki sifat dermawan kepada sesama. Dalam cerpennya "Guruku Idolaku"  diceritakannya Tia anak SMA yang pintar tetapi paling tidak suka belajar matematika.  Tia tidak punya banyak waktu belajar karena di rumah harus membantu orangtuanya yang belakangan dia ketahui bukan orang tua kandungnya.  Orang tuanya itu bekerja dalam jasa pembuatan makanan untuk publik.  Pak Gerald adalah guru matematika Tia.  Pak Gerald selalu memperhatikan Tia dan mendengar keluh kesah Tia, karena pak Gerald juga wali kelas Tia.  Akibat motivasi Pak Gerald yang hidup menduda karena dipaksa berpisah dengan istrinya yang orang desa oleh orang tua Pak Gerald yang adalah orang kaya.  Saat berpisah, istri Pak Gerald yang bernaam Yanti membawa anak perempuannya dan kemudian menitipkan di Panti Asuhan, sementara Yanti kemudiani bekerja sebagai TKW di negeri rantau.  Akibat dorongan Pak Gerald, Tia bisa mengikuti olimpiade matematika, bahkan saat hampir lulus, Tia mengikuti ujian Perguruan Tinggi dan diterima di Fakultas MIPA UGM jurusan Matematika.  Pak Gerald ternyata seorang dermawan dan memiliki sebuah yayasan yang membantu anak-anak yatim dan yang berkekurangan.  Pak Gerald berketetapan untuk membantu pembiayaan kuliah Tia.  Pak Gerald yang penasaran kemudian menyelidiki asal muasal Tia dititipkan sehingga diambil sebagai anak asuh oleh keluarga Pak Sutejo Wiharso dan Ibu Sripeni kedua orang tua asuh Tia.  Ternyata Tia adalah anak kandungnya sendiri!

Heni Riyani, seorang guru bahasa Inggris ingin menyampaikan perlunya sikap hati-hati terhadap penipuan.  Dalam cerpen "Terlanjur Basah", Heni menceritakan seorang karyawan yang  tertipu telah mengirim pulsa kepada seseorang yang mengaku bernama Hendra Gunawan yang mengaku bekerja sebagai vendor di Telkomsel.  Si tokoh "aku" yang karyawan tersebut tertipu karena menyebutkan password yang seharusnya rahasia karena bisa digunakan bertransaksi melalui Asisten Virtual.  Akhirnya total transaksi yang dilakukan si aku ini sebesar Rp. 914.476,00 dan waktu sia-sia yang terbuang untuk meladeni si penipu 90 menit! Padahal "time is money" ya bu.

C. Erna Widyaningsih, seorang guru Fisika ingin berkata hidup janganlah sombong dengan apa yang dimiliki saat ini.  Dalam cerpennya "Ojo Dumeh",  ibu guru ini berkisah Shela, murid SMA yang kaya, jatuh cinta pada Raka, seorang murid pemain basket fafvorit di sekolahnya.  Raka menolak halus cinta Shela.  Raka malah tertarik dengan seorang murid baru, pindahan dari kota lain, Rika.  Shela tidak terima dengan kenyataan, sehingga berupaya mencelakai Rika dengan bantuan orang yang dibayar.  Raka menolong Rika saat akan dicelakai.  Shela kemudian berurusan dengan pihak berwajib karena menjadi dalang percobaan kecelakaan terhadap Rika.  Dengan dicabutnya laporan polisi oleh Rika, maka Shela bisa keluar dari kurungan penjara.  Peristiwa ini membuat Shela sadar bahwa kekayaan bukan segala-galanya.

Ita Purnama Sari seorang guru Bahasa Indonesia ingin menyampaikan bahwa hidup ini adalah sebuah perjuangan dan jangan sampai menyerah sebelum mendapatkan hasilnya.  Dalam cerpennya yang berjudul "Rezeki Nomplok kanggo Simbok" ia bercerita adanya tokoh yang bernama Asa yang sejak remaja hidup menderita bersama keluarga.  Hal ini terjadi setelah sepeninggal ayahnya.  Simboknya hanya menggarap lahan sawah yang tidak luas.  Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, simboknya bekerja apa saja.  Demikian juga dengan Asa dan adiknya Ara.  Karena berkat ketekunannya belajar, Asa bisa kuliah dengan mendapatkan beasiswa.  Usai kuliah kemudian mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang bergengsi di kotanya.  Dengan bekerja tekun, akhirnya Asa bisa membuatkan toko kelontong di rumah untuk kesibukan ibunya sehingga tidak perlu ke sawah lagi.  Bahkan suatu ketika Asa bisa memberikan hadiah kepada simboknya dengan memberangkatkannya pergi umroh.  Asa dan Raya adiknya yang sudah mulai kuliah menerima kabar duka bahwa simbok mereka meninggal, mereka mengikhlaskan simboknya yang meninggal di Mekah itu dan dimakamkan di sana.

Fusi Asrining Dini seorang guru Sosiologi berkisah melalui cerpennya "Satu hati Sampai Mati".  Dia ingin menyampaikan sebuah nilai bahwa keluarga perlu bersatu hati dalam menghadapi berbagai persoalan.  Dikisahkannya Pak Surya dan Bu Mirna memiliki usaha berjualan toko kelontong mendadak memiliki masalah.  Pak Surya suatu ketika meminjamkan sertifikat tanah kepada rekannya yang bernama Pak Bambang.  Rupanya Pak Bambang meminjam uang kepada sebuah bank dan sertifikat rumah Pak Surya sebagai jaminannya.  Sampai batas waktu pembayaran, Pak Bambang belum bisa melunasi hutangnya pada bank tersebut, sehingga datanglah pengumuman rumah Pak Surya akan dilelang.  Tentu saja hal ini membuat keterkejutan ketiga anaknya yang salah satunya sudah kuliah di luar kota.  Tetapi tiba-tiba Pak Bambang bisa melunasi hutangnya pada bank tersebut sehingga rumah Pak Surya tidak jadi dilelang.  Oleh karena itulah Pak Surya, Bu Mirna dan ketiga anaknya menjadi lega.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun