Ibu tersebut akhirnya kembali ke daerahnya untuk membantu kehidupan anak putrinya.
Letak Kesulitannya
Menurut pendapat saya, pernikahan yang ideal itu pernikahan yang terjadi pada dua orang berlainan jenis yang tentunya saling mencintai dan berstatuskan jejaka dan perawan. Mengapa demikian?
Kedua orang yang berstatuskan jejaka dan perawan ini tidak memiliki latar belakang yang rumit. Memang sebagai dua orang pribadi, mereka tetap memiliki latar belakang yang berbeda baik dari segi pendidikan, kebiasaan, suku dan lain-lain.
Tetapi mereka tidak memiliki persoalan dengan anak bawaan, aset kepemilikan, masa lalu kehidupan pasangan yang rumit dan lain-lain. Selama saya melayani pernikahan orang yang berstatuskan jejaka dan perawan tidak pernah menjumpai hal-hal yang rumit terkait dengan latar belakang mereka.
Lain memang dengan pernikahan pasangan yang memilki status janda atau duda cerai mati maupun cerai hidup. Rata-rata janda atau duda yang saling menikah, mereka masing-masing memiliki anak dengan kepribadian yang berbeda-beda.
Selain itu juga hal-hal yang terkait dengan pekerjaan yang terlanjur dilakukan di luar kota, aset kepemilikan keluarga semula berupa rumah, tanah dan lain-lain.
Hal-hal semacam itu perlu dibicarakan detail lebih dahulu sebelum pernikahan janda-duda itu dilaksanakan. Sebaiknya pernikahan seperti itu dilaksanakan tidak tergesa-gesa karena perlu dibahas efek samping dan efek depan-belakang yang kemungkinan terjadi setelah pernikahan mereka.
Misal soal domisili. Setekah mereka menikah, dimanakah mereka akan berdomisili? Apakah akan tinggal di rumah pihak janda atau duda? Atau masing-masing bekerja di kota yang berbeda, bagaimana keputusan mereka, apakah ada salah satu yang mutasi, resign dari pekerjaannya atau tetap bertahan bekerja di kota semula.
Domisili Satu Lokasi
Sangat ideal kalau setelah pernikahan pasangan yang berasal dari status janda-duda kemudian memiliki memiliki domisili yang sama. Di sinilah perlunya pengertian dan pengorbanan salah satu pihak.
Di sinilah juga letak arti cinta yang sesungguhnya. Cinta itu antara lain wujudnya adalah mengutamakan yang lain, bukan mementingkan diri sendiri.
Bukan hal yang mudah memang seseorang yang sudah hidup dan bekerja bertahun-tahun di kota kelahirannya misalnya, tiba-tiba karena pernikahannya itu harus meninggalkan kampung halamannya tersebut.