Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mendampingi Pasien Kemoterapi, Perlu Kesabaran dan Totalitas

14 Juni 2022   09:12 Diperbarui: 14 Juni 2022   17:00 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kondisi down, maka penderita akan mudah tersinggung dan mungkin saja sering tidak bisa mengendalikan kemarahannya dan menarik diri dari pergaulan umum serta hidup secara tertutup.

Menghadapi keadaan penderita yang seperti ini, maka pendamping penderita, dalam hal ini pasangan hidup atau keluarga, perlu memiliki kesabaran.

Kesabaran berasal dari kata 'sabar', yang menurut arti kamus antara lain: 1) tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah.

Dengan demikian pendamping penderita tidak boleh marah atau putus asa dan tetap tabah dalam mendampingi penderita tersebut. Dalam berkata-kata harus lembut, penuh perhatian, dan memberi motivasi kepada penderita.

Mungkin saya pernah membuat kesalahan saat saya mengatakan sesuatu pada istri. Akibat perkataan saya ini, istri menjadi tersinggung berat. 

Ceritanya begini. Kami hari itu jadwalnya berkonsultasi kepada dokter sebelum melakukan kemoterapi. Entah kenapa istri tidak meminta saya menghubungi dokter lebih dahulu, dia minta kami langsung berangkat saja, mungkin karena waktu sudah agak siang.

Saya bertanya, "Apakah tidak kita hubungi dokter lebih dahulu, siapa tahu dia tidak ada di tempat hari ini?"

Istri saya bilang,"Tidak usah." Mungkin dia yakin dokter ada di tempat.

Setelah perjalanan sekitar 3 jam kami lakukan, maka sampailah kami di RSUP Kariadi semarang. Ternyata, dokter yang hendak kami temui tidak ada di lokasi.

Saya lupa apakah jadwalnya berubah atau ada kepentingan lain. Maka nyelutuklah saya," Betul, kan, kata saya tadi, mestinya kita hubungi dokter lebih dahulu...". 

Mendengar perkataan saya ini, istri tersinggung berat dan menunjukkan kata dan sikap yang tidak bisa saya sampaikan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun