Lepas dari Jerat Pencobaan Seksual
Oleh: Suyito Basuki
Rasul Paulus dalam I Korintus 10:12-13 menulis, "Sebab itu siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hati supaya ia jangan jatuh! Â Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Â Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Â Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."
Paradigma yang Keliru
Sangat berbahaya diri orang Kristen jika berparadigma bahwa ia tidak dapat jatuh. Â Perlu disadari bahwa pencobaan bertujuan untuk menguasai. Â Supaya tidak terlalu stress dengan pencobaan, perlu mengembangkan pikiran bahwa pencobaan yang dialami, terutama masalah seksualitas, tidak unik tetapi hal yang umum. Â Dan ingatlah, karena kesetiaan-Nya, Allah tidak akan pernah membiarkan orang percaya jatuh dalam pencobaan, dan Ia tidak pernah mengizinkan pencobaan apa pun melebihi kekuatan orang percaya. Â Setiap pencobaan, Allah menyediakan jalan keluar, dan Allah selalu membuat orang percaya dapat menanggung dan terlepas dari pencobaan itu.
Perhatikan, Allah tidak pernah menjadi sumber pencobaan (baca Yakobus 1:13-17). Â Seseorang yang penuh dengan dorongan nafsu seksual sehingga kadang-kadang nyaris tidak dapat dapat mengendalikan dirinya, tidak bisa menyalahkan Allah begitu saja, karena Allah bukan sumber pencobaan tetapi sumber setiap yang baik dan sempurna. Â Pencobaan itu datangnya dari diri sendiri karena keinginan pribadi. Â Hati-hati, tujuan pencobaan adalah untuk memikat dan bertujuan akhir supaya orang percaya menjadi berdosa.
Penyelewengan Seksual
Ray Mossholder (Kepemimpinan, Vol. 35 Th. IX, h. 20) Â memberi tahu adanya pencobaan-pencobaan yang dapat membawa seseorang jatuh ke dalam tindakan seksualitas yang tidak kudus. Â Ray menyebutkan 8 jerat penyelewengan seksual. Kedelapan jerat tersebut adalah:
(1) kekuasaan dan kesombongan; seseorang yang berkuasa dan sombong seringkali melupakan kontrol sehingga mudah sekali ia jatuh, ia melupakan pertangungjawaban yang harus ia lakukan;
(2) Sampah masuk, sampah keluar; jika terlalu banyak memasukkan pikiran kotor, maka yang akan keluar adalah tindakan-tindakan buruk juga;
(3) Memusatkan perkara-perkara di bumi; terlalu berpikir dengan data-data kuantitatif melupakan hal yang kualitatif; doa dan pemahanan Alkitab secara pribadi adalah hal-hal yang bersifat kualitatif;
(4) Anugerah yang dilecehkan; terlalu sederhana menanggapi pengorbanan Kristus, dengan mudahnya ditukar dengan kenikmatan seksualitas sesaat;
(5) Diperbudak waktu; karena sibuk, seringkali melupakan keluarga, sehingga hubungan dengan keluarga dan istri terasa kering;
(6) Krisis kehidupan tengah baya; perlu doa dan kasih keluarga yang membangun, di sini persekutuan dengan sesama orang Kristen atau hamba Tuhan sangat penting artinya;
(7) Kepayahan; hati-hati dengan ambisius pribadi;
(8) Pikat yang menjatuhkan; hati-hati, jangan sampai memberikan daging kita "tempat" untuk digodai, bayarannya sangat mahal!
Tahapan Pencobaan
Bagaimana tahapan-tahapan pencobaan itu? Â Rasul Yakobus menulis, "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena diseret olehnya. Â Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu matang; ia melahirkan maut". (Yakobus 1:14-15)
Dari nas tersebut, dapat disimpulkan, setidaknya ada tujuh tahap pencobaan. Â Ketujuh tahap itu adalah: (1) pandangan; (2) hawa nafsu; (3) umpan; (4) pembuahan; (5) kelahiran; (6) pertumbuhan; dan (7) maut.Â
Tahap 1 berhubungan dengan penglihatan kita terhadap godaan yang ada di sekitar kita. Â Tahap ke-2 berkaitan dengan pengaruh godaan tersebut terhadap nafsu kita. Â Tahap ke-3, menunjukkan hati yang sudah bernafsu itu kemudian mendapat umpan yang menggiurkan. Â Tahap ke-4 berhubungan dengan pemikiran yang telah terpengaruh. Â Adanya keinginan yang kuat untuk melakukannya. Â Tahap ke-5, menjelaskan adanya tindakan mengikuti kehendak pemikiran itu. Â Terjadilah perbuatan yang menyeleweng dari aturan etika masyarakat maupun kehendak Tuhan, sehingga lahirlah dosa itu. Â Tahap ke-6, menunjukkan bahwa dosa menjadi berkembang. Â Dosa yang bertumbuh menjadi ngeri sekali pertumbuhannya. Â Aturan-aturan kemasyarakatan dan etika gereja akan ditabrak tanpa peduli. Â Tahap ke-7, dosa itu akan melahirkan berbagai kekecewaan batin yang mendalam dan akhirnya kematian!
Muntahkan Segera
Yang perlu disadari bahwa ketika seorang percaya, bahkan pemimpin Kristen sedang dalam tahap-tahap awal pencobaan, sesungguhnya ia dalam keadaan sangat-sangat berbahaya. Â Hal pertama yang harus segera dilakukan adalah : beri isyarat pada diri sendiri. Â Kemudian kirimkan isyarat pada Tuhan melalui doa, dan terus meneruslah belajar peka.
Cobalah perhatikan ketujuh tahap pencobaan. Â Bagian tahap manakah yang paling menjadi titik lemah secara pribadi? Â Titik lemah itu harus ditandai. Â Dr. Bruce Wilkinson mengajarkan melalui Personal Holiness in Times of Temptation supaya manakala pencobaan itu datang pada titik lemah tersebut, maka harus dimuntahkan segera! (h. 6) Â Â
Selanjutnya, sikap-sikap apa yang menyebabkan godaan dalam rumah tangga, sehingga jika tidak hati-hati, maka suami atau istri akan jatuh dalam perselingkuhan? Â Ada lima sikap yang dapat mendorong suami atau istri berselingkuh: (1) Cemburu berlebihan; (2) Suka memerintah pasangan; (3) Menggerutu atau bersungut-sungut; (4) Egois; dan (5) Gairah seks yang minim. (Bahana, Juni 2004, hal. 16-17)
Sedangkan tips yang ditawarkan dari majalah tersebut untuk menghindari perselingkuhan adalah: (1) Perkuat cinta kasih; (2) Hindari sikap egois; (3) Ada keterbukaan; (4) Ciptakan kekompakan; dan (5) menjaga penampilan. (hal. 17)