Jika kita memilih untuk tinggal di perumahan, maka memang harus siap dengan rumah yang kita tempati akan berimpitan dengan rumah-rumah tetangga. Hal ini akan menyebabkan kebisingan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi tinggal di perumahan juga memiliki makna positif.Â
Kita bisa mengembangkan hidup toleransi satu dengan yang lain. Orang-orang yang tinggal di perumahan rata-rata adalah orang yang telah bekerja dengan mapan dan memiliki pendidikan yang mencukupi.
Dengan demikian kita akan bergaul dengan masyarakat yang bisa berkomunikasi dengan baik dan kita bisa belajar dari para tetangga dengan berbagai pendidikan dan keahliannya.
Jika kita memilih tinggal di perkampungan, maka segi positifnya adalah kita akan mendapatkan rumah yang mungkin halaman cukup luas.
Suasana pedesaan yang masih asri, udara segar bisa kita nikmati. Namun tinggal di perkampungan juga bukan hal yang mudah.Â
Kita harus bisa menyesuaikan dengan adat istiadat yang telah terbangun di perkampungan itu. Kadang-kadang tinggal di perkampungan beban dan tanggung jawab sosial lebih tinggi dari pada hidup di lingkungan perumahan.
Memilih Lingkungan dan Sejarah Sebuah Rumah
Oke lah mungkin kita tidak memasalahkan tinggal di perumahan atau perkampungan. Tetapi mempertimbangkan lingkungan rumah yang akan kita beli berikut sejarahnya, mungkin sangat perlu.Â
Istri saya pernah mendapat penawaran sebuah rumah di perumahan oleh rekan kerjanya yang kebetulan mau menjual rumahnya.Â
Setelah kami tahu bahwa lingkungan perumahan itu kurang begitu bagus menurut pertimbangan kami, karena dekat dengan lokalisasi pelacuran dan aksi kejahatan marak di di situ, maka keinginan untuk membeli rumah tersebut kami batalkan, walau secara penawaran dan tanggung jawab jumlah cicilan kemudian sangat murah.
Kami juga pernah menengok sebuah rumah yang menurut kami cukup bagus dengan jumlah kamar yang ideal, mendekati sesuai dengan kebutuhan keluarga.