Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konfrontasi Bukan Kompromi dalam Dunia Mistik Masa Kini

4 Februari 2022   06:40 Diperbarui: 4 Februari 2022   06:43 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: cnnindonesia.com

Saya: "Ora ana banyu" (Tidak ada air)

Setan: "Aku njaluk kembang" (Aku minta bunga)

Saya: "Ora ana kembang" (Tidak ada bunga)

Setan: "Aku terna ning nggonku" (Antarkan aku ke tempat asalku)

Saya: "Ayo metu, bali dhewe" (Ayo keluar, pulang sendiri)

Karena segala permintaannya tidak saya turuti, dan saya tidak menggubris dengan segala apa yang dikatakannya, kemudian setan mengintimidasi lebih jahat:

Setan: "Tak Jabut nyawamu!" (Ku ambil nyawamu!)

Saya: "Jabuten!" (Ambillah!)

Perkataan saya yang terakhir, didasarkan pada keyakinan bahwa setan hanya bisa mengintimidasi, sedang yang berkuasa mengambil nyawa seseorang hanya Tuhan saja.  Keberanian menantang ini muncul karena sejak awal saya punya konsep bahwa pelepasan setan itu harus konfrontasi, bukan kompromi!  Akhirnya setan itu pun keluar.

            "Hati-hati dengan tayangan mistik di dunia medsos dan televisi masa kini!"  Menonton tayangan jenis ini sebaiknya dengan disertai sikap kritis dalam banyak hal.  Salah-salah kita akan kompromi bukannya konfrontasi dalam pelayanan pelepasan.  Tapi yang sehat bagi saya adalah: konfrontasi bukan kompromi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun