Injil Yudas, oleh beberapa komentator buku ini, dinilai tak lebih dari pernyataan kaum gnostik aliran Set. Â Aliran ini sudah dilabrak oleh Ireneus bapa gereja abad II yang sangat bersemangat memerangi bidah-bidah yang muncul pada zaman-zaman itu.Â
Gnostik ini berusaha memberi tempat yang mulia kepada figur-figur seperti  Kain, Orang-orang Sodom dan Gomora, Korakh, dan Yudas Iskariot, walau dalam pemahaman tradisi kristianitas yang berkembang sekarang ini, tokoh-tokoh ini tampil sebagai tokoh antagonis dan dimurkai Tuhan.  Alasan kaum gnostik ini memberi tempat yang utama adalah, tokoh-tokoh ini memiliki pengetahuan lebih baik dibanding manusia sezamannya dan telah berbuat lebih baik dalam usaha membebaskan jiwa mereka dari raga yang mengungkungnya.
Membaca buku ini bak tamasya, harus sabar, tidak emosi, dan menarik juga untuk mencoba mengerti alur pikiran kaum gnostik untuk pemahaman lebih jauh. Â Tidak perlu ada ketakutan yang berlebihan bagi yang berkepentingan, meski penjungkirbalikkan cerita terjadi di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H