Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tamasya di Dunia Jungkir Balik, Sebuah Resensi Injil Yudas

30 Januari 2022   08:23 Diperbarui: 30 Januari 2022   08:25 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: m.inkuiri.com

Dalam Injil Yudas, fakta dan kesan tentang Yudas dibalik 180 derajad.  Memang tidak diingkari dalam teks yang carut marut keutuhannya itu, bahwa Yudas tetap menyerahkan Yesus kepada orang Yahudi dan Roma untuk disalibkan.  Tetapi tindakan Yudas ini dilihat dari sisi pemahaman kaum gnostik sebagai suatu tindakan yang tepat.  Dengan demikian Yudas tak pelak menjadi tokoh protagonis ketimbang tokoh antagonis. 

Pengetahuan dan keberanian Yudas pun dinilai luar biasa, bahkan oleh Yesus sendiri. Dalam ayat 36 Yudas berkata kepada Yesus tentang asal-usul Yesus,"Saya tahu siapa engkau sesungguhnya dan dari mana asalmu.  Engkau berasal dari Barbelo.  Dan saya tak pantas untuk mengucapkan nama Dia yang telah mengutusmu."

Perkataan Yudas ini muncul begitu saja sesudah ia mampu berdiri di hadapan Yesus, sementara para murid tidak berani berdiri di hadapannya.  Walau Yudas tidak dapat menatap mata Yesus dan terpaksa dia harus memalingkan mukanya, cuplikan fragmen ini menunjukkan bahwa Yudas memiliki keunggulan roh dibanding dengan roh para murid yang lain.

Keunggulan Yudas yang lain dapat dibaca ketika Yudas diajak bercakap-cakap Yesus tentang keallahan, kosmologi, kemanusiaan, dan keselamatan.  Keunggulan puncak yang sebenarnya hendak disampaikan penulis Injil Yudas ini adalah bahwa melalui Yudaslah Yesus mempunyai kesempatan untuk melepaskan rohnya dari raga yang membelenggunya selama di dunia ini.  Dengan lepasnya roh dari raga yang mengungkungnya ini, maka roh Yesus akan kembali ke alam ilahi yang kekal, yang melampaui jagad raya yang penuh dengan kenistaan ini.

Menjelang penyerahan Yesus kepada orang-orang Yahudi, Yesus berbicara kepada Yudas dan memberi komentar atas tindakannya,"Tetapi engkau akan lebih besar daripada mereka semua; karena engkau akan mengorbankan wujud manusia yang meragai diriku.  Tandukmu telah ditinggikan, murkamu telah disulut, bintangmu telah nampak begitu cemerlang dan hatimu telah [...] (ay. 57).

Eksplorasi Gnostik nan Platonik

Gnostik adalah sebuah aliran kepercayaan mistik religius yang intinya meyakini bahwa cara orang diselamatkan adalah melalui pengetahuannya.  Manusia memiliki kebijaksanaan (sofia) yang jika dikembangkan dengan benar, maka akan menjadi jalan keselamatan mereka.

Kebijaksanaan yang mereka maksud adalah bahwa terdapat alam ilahi dan alam manusiawi.  Alam ilahi itu tidak terhampiri oleh manusia yang hidup di dunia ini.  Sesungguhnya terdapat manusia agung yang memiliki percikan-percikan ilahi di dalan dirinya.  Ini terjadi ketika penciptaan awal manusia, Sang Ilahi itu menghembuskan nafasnya kepada manusia.

Manusia-manusia yang memiliki percikan ilahi di dalam dirinya, sebagaimana Yudas, memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini menyengsarakan.  Raga mereka mengungkung roh mereka yang rindu kembali kepada dunia ilahi itu untuk bersatu dengan penciptanya.  Oleh karena itulah, ketika jiwa lepas dari raga, yang berarti mereka mati, maka saat itulah terjadi keselamatan, karena jiwa itu bersatu dengan roh yang ilahi yang ada di alam ketinggian sana.

Ketika Yesus disebut berasal dari Barbelo oleh Yudas, sebenarnya itu menunjukkan alam yang diyakini oleh kaum gnostik sebagai alam yang jauh tak terjangkau oleh pikiran manusia.  Barbelo adalah salah satu dewa yang diyakini maha tinggi.  Berbeda dengan Yaldabaoth serta Saklas dewa pencipta dunia ini yang diyakini bodoh, kacau dan haus darah.

Yesus adalah anak Barbelo yang maha tinggi, sehingga kelak akan kembali ke alam ilahi. Dengan demikian, jawaban Yudas sangat dipuji oleh Yesus.  Pujian Yesus kepada Yudas yang menyebut bahwa bintang Yudas lebih baik daripada bintang-bintang para murid yang lain, menunjukkan bahwa astronomi sangat mempengaruhi kehidupan seseorang.  Jalan pikiran ini menunjukkan penulis Injil Yudas banyak dipengaruhi oleh pemikiran Plato.   Plato pernah menyatakan mengenai jiwa, bintang, dan penciptaan dunia dalam Timaeus.  Intinya adalah bahwa dalam penciptaan, sang pencipta mempercayakan jiwa-jiwa kepada bintang-bintang, masing-masing jiwa satu bintang.  Ketika manusia itu hidup baik maka mereka akan kembali kepada bintang mereka masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun