Ingatlah selalu, modal utama mendaki atau turun gunung adalah kaki. Sekali saja kaki cedera alamat bakal mengacaukan perjalanan selanjutnya.
Kapan perlu istirahat
Kapan perlu istirahat: saat berjalan rasa-rasakan detak jantung dan tenaga. Bila terasa jantung sudah berdebar-debar atau tenaga terasa ngelos maka saatnya hentikan perjalanan sejenak. Istirahat. Tak perlu lama-lama. Cukup 3-5 menit saja.
Tips ini berlaku untuk pendaki segala usia. Lebih-lebih pendaki yang telah berumur, misalnya usia 40-an tahun ke atas, bahkan sangat disarankan pakai alat bantu pengukur denyut jantung (heart rate monitor) seperti fitur pada jam untuk hiking atau lari.
Denyut jantung (heart rate) maksimal saat olahraga mendaki gunung yang disarankan tidak melebihi batas maksimal per menit sesuai rumus 220 dikurangi umur saat ini. Misalnya, umur 46 tahun maka detak jantung maksimal saat olahraga adalah 174 per menit (220-46=174).
Bila tidak ada alat ukur maka dikira-kira saja. Bila jantung terasa berdebar-debar dan nafas terasa berat maka artinya perlu istirahat sejenak untuk mengumpulkan tenaga kembali.
Jangan dipaksa berjalan saat jantung sudah berdebar-debar dan nafas terasa berat. Efeknya bisa fatal. Salah satu ancaman bahaya adalah henti jantung atau anfal.
Karena itulah orang yang punya riwayat penyakit jantung sangat dianjurkan konsultasi ke dokter sebelum melakukan pendakian gunung.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H