Saat mendaki: teknik dasar berjalan saat mendaki gunung yang biasa diajarkan praktisi dan pakar biasanya begini.
"Berjalanlah dengan langkah pendek-pendek, dengan posisi badan tegak sedikit condong ke depan tapi bukan membungkuk, dan badan didorong oleh kaki yang berada di posisi belakang".
Langkah pendek-pendek untuk menghemat tenaga. Langkah panjang atau terlalu lebar akan menguras tenaga dengan cepat. Sementara tenaga perlu dihemat karena jarak pendakian biasanya tidak pendek.
Posisi badan sedikit condong ke depan (sedikit saja, kalau kebanyakan namanya membungkuk). Posisi ini berguna agar beban tubuh (termasuk carrier) terpusat ke pinggang.
Sebaliknya, kalau badan terlalu tegak, seperti tentara saat berbaris, maka akan berkibat badan tertarik ke belakang oleh beban carrier. Dalam keadaan demikian, badan akan reflek menahan gravitasi tarikan beban ke belakang. Ini juga akan menguras tenaga yang tidak perlu.
Kaki depan menapak perlahan. Sementara kaki yang berada di posisi belakang bertugas mendorong badan ke atas dan kaki belakang ini harus dalam posisi lurus.
Posisi kaki belakang lurus demikian sangat penting. Karena bila lutut ditekuk saat mendorong tubuh ke atas, maka energi dorongan tidak sebesar saat kaki lurus.
Itu teorinya ya. Praktiknya silakan disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing berapa derajat toleransinya. Namun teori ini tetap penting untuk panduan dan pembanding.
Penulis sendiri adakalanya perlu berjalan sedikit cepat di tanjakan dengan cara menggunakan teknik membungkukkan badan tapi tidak sampai seperti orang rukuk saat salat. Cara ini membantu berjalan lebih cepat dan hemat tenaga.
Jalan datar
Di jalan datar: walaupun namanya "mendaki gunung" tetap saja kadang ditemukan "bonus" berupa medan jalan mendatar. Nah, ada pula teknik berjalan di medan datar.