Hampir satu jam saya beristirahat di pos Peninjauan sambil menikmati semilir angin tengah hari dan pemandangan di bawah. Karena bisa "meninjau" pemandangan di bawah, maka pos ini konon disebut "peninjauan".
Pukul 14.58 saya melanjutkan perjalanan. Target ngekem di bawah pohon, sekitar 30 menit berjalan dari pos Peninjauan. Mudah-mudahan di sini tikus gunung tidak banyak.
Pukul 15.30 saya sampai di pos bawah pohon. Sinar matahari masih terik mencekik. Tapi di sini terasa teduh berkat pohon yang rindang.
Segera saya menghempaskan carier ke bawah pohon, mengeluarkan tenda, dan mendirikan tenda di bawah pohon-pohon ini.
Baru saja frame tenda dilengkungkan...trek! Frame patah. Untung saja saya bawa sambungan darurat. Jadi tenda tetap bisa berdiri. Seberdiri tenda, pukul 16.00 saya melanjutkan perjalanan menuju telaga dan puncak.
Andai saja saya tidak bawah cadangan sambungan frame, maka patahnya frame tenda adalah salah satu kondisi darurat, yang membahayakan, bahkan mengancam nyawa pendaki.
Pasalnya, andai tenda gagal didirikan, maka pendaki bisa tidur seadanya tanpa tenda, dan ini sangat berbahaya, misalnya andai tiba-tiba hujan, apalagi badai. Hipotermia mengancam. Berdasarkan statistik, hipotermia adalah pembunuh pendaki nomor satu di gunung.
Saya menikmati suasana telaga sejenak. Foto-foto. Bikin video. Dan salat. Karena sudah sore, dan angin berhembus cukup kuat, udara sekitar telaga terasa cukup dingin.
Di sekitar telaga Puti Sangka Bulan ada 12 buah lagi telaga, sehingga total ada 13 telaga. Tetapi jumlah telaga tersebut jarang terlihat semua saat pendaki sudah berada di puncak. Sering hanya terlihat 5-7 telaga saja. Lainnya terhalang semak dan pepohonan.