Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Solo Hiking 3 Hari 2 Malam Menuju Atap Sumatera Barat Gunung Talamau 2.982 Mdpl

17 Februari 2021   14:35 Diperbarui: 30 Agustus 2021   20:09 4235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber air di kanan pos Rindu Alam (Dokpri)

Sesaat setelah tenda berdiri, saya segera ke sumber air di kanan pos. Kerongkongan terasa kering dan haus sekali. Karena stok air sudah habis sebelum sampai pos ini.

Di sumber air saya segera minum dengan kalap. Dan ketika sedang asyik mengisi air ke dalam jerigen lipat sambil menikmati suara gemericik air, tiba-tiba terdengar sapaan seorang pendaki di lereng tebing ke sumber air. Ternyata ada rombongan pendaki dari UIN tiba di pos Rindu Alam.

Sumber air di kanan pos Rindu Alam (Dokpri)
Sumber air di kanan pos Rindu Alam (Dokpri)
Setelah mengambil persediaan air dan membersihkan diri ala kadarnya, saya kembali ke tenda. Benar saja, di sekitar tenda saya sudah berkumpul rombongan pendaki dari UIN yang sedang turun. Sempat ngobrol sebentar selum mereka melanjutkan perjalanan turun.

Seturun mahasiswa UIN, suasana pos Rindu Alam kembali lengang. Tak berapa lama magrib pun tiba. Segera saya memasak nasi. Sedangkan lauk-jadi sudah disiapkan bawa dari rumah. Semasak nasi, langsung makan enak dan lahap dengan lauk dendeng dan rebus sayuran.

Makan nasi dengan lauk daging adalah cara pas ala saya untuk melawan hawa dingin di gunung. Saat tidur malam tidak terlalu terasa dingin. Kalori nasi dan protein serta serat daging ampuh membuat badan hangat dan nyaman.

Pukul 20.30 saya sudah merebahkan diri di atas kasur tiup yang empuk dan nyaman. Dengan bantal tiup yang juga empuk dan nyaman. Di luar tenda sura cicit binatang mewarnai malam jadi pengantar ke alam mimpi yang indah.

Pukul 05.00 saya sudah bangun. Sekali lagi menyiapkan masak nasi. Dengan lauk tetap dendeng balado dan rebusan sayuran hijau. Makanan penutup (tepatnya minuman penutup) berupa susu murni yang dipanaskan dicampur kuning telor ayam kampung dan madu murni.

Ya, begitulah kira-kira rutinitas sarapan pagi ala saya saat trekking di gunung manapun. Setelah minuman penutup tadi, biasanya saya minum vitamin B-Complex+B12 agar produksi tenaga dalam tubuh benar-benar optimal.

Sore dii tepi telaga Puti Sangka Bulan (Dokpri)
Sore dii tepi telaga Puti Sangka Bulan (Dokpri)
Sedangkan untuk makan siang di jalan, saya biasanya menyiapkan roti gandum. Lebih praktis dan tidak memboroskan waktu untuk memasak di perjalanan. Membawa roti juga untuk antisipasi kondisi darurat, misalnya tidak bisa memasak karena kompor rusak dan sebagainya.

Setelah membongkar tenda, pukul 7.30 saya melanjutkan perjalanan menuju pos Bumi Sarasah di ketinggian 1.860 mdpl. Estimasi normal butuh waktu 2,5-3 jam.

Pendakian sebenarnya baru dimulai sekarang. Karena karakter jalur dari pos Rindu Alam menuju pos Bumi Sarasah sudah mulai menanjak moderat, melewati akar-akar pohon, dan hutan hujan yang sejuk menawan. Perjalanan yang cukup lama dan melelahkan tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun