Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dirgahayu Kompasiana

15 Oktober 2024   05:00 Diperbarui: 15 Oktober 2024   07:45 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Aturan penayangan yang kian  ketat dan kaku

Bila masih bersifat jurnalisme massa, maka aturan mengunggah tulisan tiap 1 jam seharusnya ditiadakan. Sebab bila harus menunggu 1 jam sebuah berita bisa sudah menjadi basi. Contoh berita tentang politik, olah raga, dan gempa.

Padahal kita tidak pernah bisa memprediksikan waktu kejadian, kecuali tulisan bersifat opini, feature atau fiksi saja.

Meski ada berita penting, bila kita baru saja nengunggah tulisan, harus menunggu 1 jam, akibatnya tulisan kita menjadi basi, karena media lain sudah memunculkan berita yang sama lebih dulu.

4. Kebijakan K-Rewards yang makin berat

Dulu masih mudah memperoleh K-Rewards, kini dengan kebijakan minimal 1 Artikel Utama  + 3 Artikel Pilihan, menjadi makin susah mendapatkan K-Reward, karena ada unsur subyektifitas. Tulisan yang kurang diminati oleh Admin tidak mungkin mendapat label Artikel Utama maupun Pilihan.

Juga tulisan seseorang pasti belum tentu sama dengan selera admin. Ada penulis yang seakan otomatis mudah mendapatkan label, sebaliknya ada yang seperti pungguk nerindukan bulan.

5. Aktivitas Kompasiana didominasi Komunitas

Kalau diperhatikan Komunitas sekarang lebih mendominasi Kompasiana. Coba lihat di laman Temu Kompasiana betapa banyaknya bermunculan komunitas baru. Bahkan yang sifatnya sama. Seakan antar komunitas diwajibkan untuk bersaing. Uniknya banyak komunitas yang berkegiatan hanya secara daring. Dan uniknya lagi, meski banyak komunitas, anggotanya ya 4L, alias Lu Lagi Lu Lagi.

Sekarang yang diutamakan kuantitas bukan lagi kualitas.

6. Kurangnya pelatihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun