3. Aturan penayangan yang kian  ketat dan kaku
Bila masih bersifat jurnalisme massa, maka aturan mengunggah tulisan tiap 1 jam seharusnya ditiadakan. Sebab bila harus menunggu 1 jam sebuah berita bisa sudah menjadi basi. Contoh berita tentang politik, olah raga, dan gempa.
Padahal kita tidak pernah bisa memprediksikan waktu kejadian, kecuali tulisan bersifat opini, feature atau fiksi saja.
Meski ada berita penting, bila kita baru saja nengunggah tulisan, harus menunggu 1 jam, akibatnya tulisan kita menjadi basi, karena media lain sudah memunculkan berita yang sama lebih dulu.
4. Kebijakan K-Rewards yang makin berat
Dulu masih mudah memperoleh K-Rewards, kini dengan kebijakan minimal 1 Artikel Utama  + 3 Artikel Pilihan, menjadi makin susah mendapatkan K-Reward, karena ada unsur subyektifitas. Tulisan yang kurang diminati oleh Admin tidak mungkin mendapat label Artikel Utama maupun Pilihan.
Juga tulisan seseorang pasti belum tentu sama dengan selera admin. Ada penulis yang seakan otomatis mudah mendapatkan label, sebaliknya ada yang seperti pungguk nerindukan bulan.
5. Aktivitas Kompasiana didominasi Komunitas
Kalau diperhatikan Komunitas sekarang lebih mendominasi Kompasiana. Coba lihat di laman Temu Kompasiana betapa banyaknya bermunculan komunitas baru. Bahkan yang sifatnya sama. Seakan antar komunitas diwajibkan untuk bersaing. Uniknya banyak komunitas yang berkegiatan hanya secara daring. Dan uniknya lagi, meski banyak komunitas, anggotanya ya 4L, alias Lu Lagi Lu Lagi.
Sekarang yang diutamakan kuantitas bukan lagi kualitas.
6. Kurangnya pelatihan