Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kenapa Napak Tilas Kemerdekaan Selalu Menarik?

2 September 2024   05:00 Diperbarui: 2 September 2024   09:14 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena Ajeng adalah penggemar museum, bahkan saat ditugaskan kantornya ke Manado selama 3 bulan, Ajeng sempat mencari museum di Manado, padahal teman-temannya lebih menyukai mall.

Ajeng menemukan museum negeri Manado, yang saat itu masih gelap dan tampak nenyeramkan. Meski agak takut, Ajeng memberanikan diri. Tidak ada tiket masuk di museum itu, hanya bayar seikhlasnya. Ajeng merasa senang saat melihat melalui sosial media, bahwa museum tersebut kini sudah dipugar. Memang cita-citanya ingin mengunjungi banyak museum di tanah air.

Yang menarik saat mengikuti program "Napak Tilas Kemerdekaan", kelompok blogger meendapat satu pemandu dari WKJ. Padahal biasanya mengunjungi museum tanpa adanya pemandu.

Tetapi program "Napak Tilas Kemerdekaan" ini juga diikuti non blogger, daripada mereka menulis di sosial media saja, akhirnya mau bergabung dengan Kompasiana.

Yang lebih mengejutkan program "Napak Tilas Kemerdekaan" berbentuk walking tour, ini pengalaman pertama baginya.

Peserta harus berjalan kaki sekiar 3 KM, dari Munasprok, menyusuri jalan Imam Bonjol, melewati rumah duta besar, kantor negara-negara ASEAN, kantor parpol, Taman Suropati, rumah Bung Hatta, gedung Metropole, hingga Monumen Proklamasi, yang ada Tugu Petir Juga banyak kuis sepanjang perjalanan, sehingga tidak merasa lelah.

Di Munasprok sendiri, Ajeng sempat menyaksikan ruang tamu  rumah Laksamana Maeda, yang dibuat rapat oleh Achmad Soebardjo, Ir. Soekarno, dan Hatta dengan pemuda-pemuda. Lalu sempat memasuki bunker tempat menyjmpan dokumen penting.

Ajeng sangat tertarik bila museum dilengkapi dengan diorama, seakan bisa merasaksn. saat kejadian. Bahkan saat menonton film dokumenter di Munasprok, Ajeng sempat menagis.

Meski harus memberikan kontra prestasi berupa video Reel dan tulisan, bagi Ajeng tidak ada masalah, karena sudah terbiasa dengan waktu tenggat. Sehingga sudah ada semangat untuk menulis dan tidak merasa terpaksa.

Selain menerima goodie bag berisi minuman dari sponsor, yang surprised bagi para blogger mendaoat oleh-oleh juice dalam kemasan 1 liter sebanyak 6 kotak dengan 3 rasa.

Sebagai kata penutup, Ajeng senang dengan program-program Koteka  karena jadi tahu banyak tempat wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun