Cara menyantapnya juga harus dengan tangan dan sebaiknya jangan menggunakan sendok. Di masa lalu, sebelum masalah kesehatan lebih diperhatikan, Badulang hanya menyediakan satu kobokan air sehingga orang selalu ingin selesai makan lebih awal agar dapat mencuci tangan dengan air yang masih bersih. Fungsi satu serbet yang disediakan adalah untuk dipakai bersama mengelap tangan, namun ada caranya agar tidak merugikan orang yang mengelap belakangan, yaitu dengan menerapkan pemakaian serbet secara sistimatis dan tidak sembarangan.
Selain di Belitung, di Bangka budaya makan Badulang juga masih ada. Kami juga sempat menikmatinya di kota Namang - Bangka Tengah.
[caption id="attachment_377013" align="aligncenter" width="300" caption="Saung Namang (Dok. Pribadi)"]
[caption id="attachment_377014" align="aligncenter" width="300" caption="Badulang ala Namang - Bangka Tengah (Dok. Pribadi)"]
Pada Badulang di Namang, menu yang dikeluarkan meliputi tumis pepaya daun kencur, lempah kulat pelawan (jamur), lempah kakap kuning, rebung, ikan krisik asap, ikan pari kucai, dan sambal. Sebelum hidangan disajikan, kami sempat menyaksikan cara memasak lempah kulat pelawan.
Budaya Badulang yang menghormati dan melayani orang yang lebih tua patut dipertahankan, agar nilai-nilai luhur ini tidak hilang begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H