Mohon tunggu...
Susilowati
Susilowati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1

12 Agustus 2024   21:46 Diperbarui: 12 Agustus 2024   21:50 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SD Negeri 017 Titian Resak/dokpri

Rangkuman Materi Modul 3.1 Guru Penggerak

 

 

  • Nilai-nilai kebajikan universal
  • Perbedaan antara dilemma etika dan bujukan moral
  • Empat paradigma dilemma etika
  • Prinsip dilema etika
  • Konsep pengambilan dan pengujian

Nilai-Nilai Kebajikan Universal

Sekolah merupakan sebuah institusi moral yang dirancang untuk membentuk karakter warganya. Sekolah mempunyai pemimpin yang akan menghadapi sebuah situasi sulit dalam mengambil keputusan yang banyak mengandung dilema secara etika dan konflik antara nilai-nilai universal yang sama-sama benar. Keputusan yang diambil akan menjadi refleksi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah dan menjadi rujukan bagi seluruh warga sekolah.

Nilai-nilai kebajikan universal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan masih banyak lagi.

Nilai-nilai kebajikan menurut IBO Primary Years Program (PYP), yaitu:

  • Toleransi
  • Rasa Hormat
  • Integritas
  • Mandiri
  • Menghargai
  • Antusias
  • Empati
  • Keingintahuan
  • Kreativitas
  • Kerja sama
  • Percaya Diri
  • Komitmen

Nilai-nilai kebajikan menurut Sembilan Pilar Karakter Indonesian Heritage Foundation (IHF), yaitu:

  • Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNYA
  • Kemandirian dan Tanggung jawab
  • Kejujuran (Amanah), Diplomatis
  • Hormat dan Santun
  • Dermawan, Suka Menolong dan Gotong Royong
  • Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja Keras
  • Kepemimpinan dan Keadilan
  • Baik dan Rendah Hati
  • Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan

Nilai-nilai kebajikan menurut Petunjuk Seumur Hidup dan Keterampilan Hidup (LIfelong Guidelines and Life Skills), yaitu:

Keterampilan Hidup:

  • Dapat dipercaya
  • Lurus Hati
  • Pendengar yang Aktif
  • Tidak Merendahkan Orang Lain
  • Memberikan yang Terbaik dari Diri

Petunjuk Hidup:

  • Peduli
  • Penalaran
  • Bekerja sama
  • Keberanian
  • Keingintahuan
  • Usaha
  • Keluwesan/Fleksibilitas
  • Berorganisasi
  • Kesabaran
  • Keteguhan hati
  • Kehormatan
  • Memiliki Rasa humor
  • Berinisiatif
  • Integritas
  • Pemecahan Masalah
  • Sumber pengetahuan
  • Tanggung jawab
  • Persahabatan

Nilai-nilai kebajikan menurut The Seven Essential Virtues (dari Building Moral Intelligence, Michele Borba), yaitu:

  • Empati
  • Suara Hati
  • Kontrol Diri
  • Rasa Hormat
  • Kebaikan
  • Toleransi
  • Keadilan

Perbedaan Antara Dilema Etika dan Bujukan Moral

Dilema Etika (Benar vs Benar) merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan yang secara moral benar, tetapi bertentangan.

Contoh:

Rayhan adalah seorang murid kelas 12 yang sangat berbakat dalam bidang seni. Dia juga sopan dan baik hati. Dia selalu membuat orang terkesan dengan karya-karya seni yang dibuatnya. Namun dia tidak menyukai pelajaran Matematika. Nilai-nilainya untuk pelajaran Matematika selalu dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sebelum mengikuti Ujian Akhir SMA dan pengumuman kelulusan SMA, Rayhan sudah diterima di universitas pilihannya di jurusan Seni. Pada hari Ujian Sekolah pelajaran Matematika, Anda adalah guru pengawas ujiannya. Anda memergoki Rayhan menyontek pada saat ujian sekolah Matematika. Setelah ujian selesai, Anda memanggilnya ke ruangan Anda. Rayhan mengaku kalau ia menyontek, tapi ia mohon Anda tidak melaporkannya pada kepala sekolah. Ia melakukannya hanya untuk lulus SMA agar bisa kuliah di universitas impiannya.

Kedua pilihan yang dapat diambil guru adalah benar. Guru dapat melaporkan Rayhan kepada kepala sekolah dengan resiko ia tidak lulus ujian. Atau guru dapat membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang kepada muridnya.

Terkadang mengikuti aturan adalah hal yang benar, tapi terkadang membuat pengecualian adalah tindakan yang benar juga.

Bujukan moral (Benar vs Salah) merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.

Contoh:

Anda adalah bendahara panitia acara Pentas Seni Akhir Tahun di sekolah Anda. Setelah acara selesai, ketua panitia meminta Anda menggunakan dana yang tidak terpakai untuk acara pembubaran panitia dengan mengadakan pesta kecil-kecilan. Ketua panitia meminta Anda sebagai bendahara panitia, untuk membuat kwitansi palsu untuk membiayai acara tersebut karena dana tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu.

Ada pilihan benar dan salah bagi bendahara. Benar dengan menolak permintaan tersebut atau mengikutinya dengan memalsukan dokumen dan memanipulasi laporan keuangan yang bertentangan dengan nilai kejujuran.

Empat Paradigma Dilema Etika

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Ada 4 kategori dilema etika, yaitu:

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Prinsip Dilema Etika

Terdapat 3 prinsip dilema etika, yaitu:

  1. Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang (Berpikir Berbasis Hasil AKhir/End-Based Thinking).
  2. Ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan (Berpikir Berbasis Peraturan/Rule-Based Thinking)
  3. Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda (Berpikir Berbasis rasa peduli/Care-Based Thinking)

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Dalam mengambil keputusan pada situasi dilema etika atau bujukan moral, maka dapat melakukan 9 langkah berikut.

  • Mengenali nilai-nilai yang bertentangan
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut
  • Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut
  • Pengujian benar atau salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi/perasaan, uji publikasi, dan uji panutan.
  • Pengujian paradigma benar lawan benar (gunakan 4 paradigma)
  • Melakukan prinsip resolusi (gunakan 3 prinsip)
  • Investigasi opsi trilema (pilihan keputusan yang lain)
  • Buat keputusan
  • Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran Koneksi antar materi modul 3.1

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin

    Ing Ngarsa Sung Tuladha
    Kita sebagai pemimpin pembelajaran harus memberikan teladan yang baik dalam pengambilan keputusan yaitu dengan memberikan contoh baik yang dapat ditiru oleh peserta didik.
    Ing Madya Mangun Karsa
    Hasil keputusan harus mampu membangkitkan semangat untuk terus  melakukan inovasi dalam melakukan  pengambilan  keputusan yang berpihak pada murid
    Tut Wuri Handayani
    Seorang pemimpin harus  terus memberikan motivasi /bimbingan  saat melakukan proses pengambilan keputusan  agar  diperoleh  hasil sesuai dengan yang diharapkan.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif harus menjadi dasar dalam pengambilan  keputusan. Nilai ini ditanamkan sejak dini dilingkungan sekolah agar anak kelak akan menjadi orang yang bijak dalam mengambil keputusan. Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh kepada prinsip pengambilan keputusan yang akan kita ambil disesuaikan dengan situasi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Melalui kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping/fasilisator  dapat menjadi bekal dalam melakukan proses pengujian  keputusan  secara bertahap  menggunakan  9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan Coaching dilakukan dengan memenuhi kompetensi  inti dintaranya kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan  berbobot. Saat  melalukan pengujian keputusan pun  sebaiknya  menggunakan kompetensi inti coaching tersebut sehingga kita dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya  dari permasalahan yang ditemui. Pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah pengujian  akan efektif  jika diimbangi dengan pendekatan  coaching  dan dilakukan  dengan kolaboratif  dengan berbagai pihak. Melaui proses "coaching" akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif berpihak pada muruddan bertanggung jawab sehingga dapat terwujudnya Wellbeing dalam ekosistem sekolah.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? 

Guru harus mampu mengelola dan menyadari aspek sosial emosional agar bijak dalam mengambil dan menguji suatu keputusan dan mampu memiliki kesadaran penuh ketika menghadapi dilema etika sehingga masalah dapat selesai dengan adil dan bertanggung jawab. Masalah yang terkait dilema etika akan di selesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Studi kasus yang berkaitan dengan moral/etika harus didasari dengan nilai-nilai yang dimiliki seorang pendidik yaitu nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal  diantaranya keadilan, keselamatan, tanggung jawab, , kejujuran, rasa syukur, lurus hati, dan lain-lain. Dilema etika  harus dianalisis mengunakan paradigma , prinsip dan 9 langkah pengujian dan pengambilan  keputusan yang didasari dengan nilai-nilai kebajikan tersebut. Dengan nilai kebajikan tersebut akan mempengaruhi saat pengambilan keputusan ketika menghadapai dilemma etika dan bujukan moral mana nilai yang harus dipertegas, dikuatkan atau mungkin yang dikalahkan.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Tugas pendidik disini adalah membantu anak-anak menemukan jatidiri dan mengembangkan potensinya persepsi tersebut akan mendorong kolaborasi anata guru siswa dan orang tua, budaya positif yang terjalin akan menuju tindakan positif dalam pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat dan harus disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-niai kebajikan universal. Saat keputusan yang diambil seudah tepat maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan dalam pengambilan keputusan di lingkungan saya masih dipengaruhi oleh kebiasaan budaya setempat sehingga tidak relevan seharusnya disesuaikan dengan kebenaran sehingga menghasilkan keputusan yang benar dan bertanggung jawab kebiasaan pengambilan keputusan dalam setiap kasus yang kita hadapi perlu adanya terjalinnya komunikasi yang baik kejelian dan analisis perkara kasus tersebut kita akan menggunakan 3 prinsip dalam penyelesaiannya yaitu and based thinking, rule based thinking dan care based thinking.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Langkah awal untuk mengetahui pembelajaran yang tepat tersebut adalah mengetahui kesiapan minat dan profil belajar murid setelah itu baru bisa kita memberi pembelajaran berdiferensiasi baik dari sisi konten proses maupun produk dengan demikian maka murid akan semakin merdeka dalam belajarnya

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi termasuk perihal masa depan anak ketika mengambil keptusan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran penuh dan perlu ke hati-hatian dalam mengambil keputusan dengan melakukan pengujian sesuai dengan langkah-langkah yang sistematis disesuaikan  dengan paradigma dan prinsip yang sesuai karena keputusan yang kita ambil akan mempengaruhi dan berdampak pada kehidupan murid kita.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Untuk memahami dan menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara seorang pendidik harus mampu mengenali ragam kemampuan yang dimiliki anak pemahaman tersebut dapat kita eksplorasi menggunakan prinsip coaching hal ini akan muncul budaya positif dan berpihak pada peserta didik. Dalam pengambilan keputusan harus dijiwai Filosofi Ki Hajar Dewantara. Dan keputusan yang di ambil harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk masa depan murid. Dan seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi sosial dan emosional agar dapat mengambil keputusan  dengan penuh kesadaran diri dan mampu mengelola emosi serta mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Saat proses pengujian keputusan juga diperlukan teknik coaching  agar dapat  menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab.

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?


Perbedaan dilema etika dan bujukan moral

Jika kasusnya sama-sama benar maka termasuk dilema etika, namun jika salah satu benar dan salah satu salah maka termasuk bujukan moral.

Ada 4 paradigma dilema etika : individu lawan kelompok, keadilan lawan kasihan, kebenaran lawan keadilan, jangka pendek lawan jangka penjang

Ada 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berfikir berbasis hasil akhir, berfikir berbasis peraturan, dan berfikir berbasis rasa peduli

Ada 9 langkah pengambilan keputusan  diantaranya mengenali nilai yang bertentangan , menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan , lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Hal yang diluar dugaan adalah  dalam melakukan pengambilan  keputusan memiliki keterkaitan  dengan modul  lain yang dipelajari sebelumnya.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah, namun sebelumnya saya tidak  mengetahui adanya tahapan atau langkah-langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan sehingga keputusan langsung di ambil tanpa  mempertimbangkan nilai-nilai lain yang  mungkin  terjadi. Ketika saya mempelajari modul ini, saya akhirnya memahami bahwa dalam mengambilan sebuah keputusan  perlu adanya penentuan paradigma, prinsip, dan menjalankan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan dasar nilai-nilai kebajikan yang berpihak pada murid  dan bertanggung jawab.

Sebagai contoh, saya pernah mengalaminya ketika anak tidak mampu mengerjakan tugas setelah berkali-kali diberi pemahaman saya merasa marah namun setelah mempelajari modul ini kita tahu bahwa kemampuan Setiap anak itu berbeda-beda sehingga kita harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak tersebut dan bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi terhadap anak

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya mengambil keputusan secara langsung tanpa memperhatikan langkah-langkah apapun. Artinya sebelum saya mempelajari modul 3.1 Setiap saya mengambil suatu keputusan saya masih menggunakan prinsip and based thinking dan "rule based thinking"

Setelah mempelajari modul ini saya banyak mengelola rasa empati dan rasa Peduli "care based thinking" Sehingga perubahan saya setelah mempelajari modul ini adalah saat ini saya sudah memahami tentang bagaimana langkah-langkah dan ketentuan dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid.

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting mempelajari modul ini bagi saya, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena  dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan berlandaskan nilai-nilai  kebajikan  agar berpihak pada murid. Modul ini sangat penting saya ketahui untuk menentukan keputusan yang terbaik setiap permasalahan yang terjadi dengan menggunakan 4 paradigma 3 prinsip dan 9 langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan. sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan berlandaskan nilai-nilai  kebajikan  agar berpihak pada murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun