Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Galau Hati Arini

31 Januari 2025   08:49 Diperbarui: 31 Januari 2025   17:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat siang Bapak, Ibu, dan teman-teman! Saya, Nanda akan mempresentasikan hasil  karya kelompok saya. Yang pertama, poster kampanye penanggulangan banjir."

Suara Nanda yang diiringi musik lembut dari speaker aktif membuat takjub seluruh pengunjung. 

Ketika tiba giliran Jihan, ia menunjukkan hasil karya ecoprint kelompoknya yang sebagian tidak rapi.

"Maaf, untuk batik ecoprint yang satu ini motif daunnya tidak keluar, hanya bercak-bercak dan bulatan gaje, tidak jelas."

Mendengar paparan Jihan semua pengunjung tertawa.

"Kami mengakui, ketika membuat ini kami kurang memperhatikan petunjuk Ibu Arini dan juga, anu ..., apa itu ... kami tidak serius. Maaf, Ibu. Tapi, Ibu Arini tetap menerima hasil karya ini tetapi ketika menjelaskan kami harus jujur mengakui kesalahan yang kami lakukan. Hari ini kami jujur mengakui kesalahan kami."

Kepala Sekolah tiba-tiba bertepuk tangan. Tepuk tangan kepala sekolah diikuti oleh Bapak dan Ibu Guru pengunjung kelas lima pada hari itu.

"Anak-anak, luar biasa!" ucap kepala sekolah, "Gelar karya P5 menurut saya seharusnya, ya, seperti ini. Masih ada lima kelas lainnya yang saya tunggu gelar karyanya. Bu Arini, terima kasih ternyata selain ecoprint, anak-anak juga melaksanakan proyek yang sejalan."

"Iya, Pak. Kami memang sudah merencanakan bersama anak-anak tentang pembuatan poster kampanye. Tetapi karena ada proyek ecoprint dari Bapak, saya juga mengajak anak-anak mengamati tanaman penutup tanah yang  bermanfaat untuk menahan erosi tanah. Daun tanaman itu kami manfaatkan menjadi media untuk membuat batik dengan teknik ecoprint," jelas Arini. Wajahnya tampak ceria karena apa yang ia lakukan mendapat apresiasi dan sama sekali tidak dianggap salah atau keliru.

"Bapak Ibu, kita tidak perlu membuat acara Gelar P5 seperti yang sudah-sudah. Lakukan gelar karya P5 seperti kelas lima ini. Namun, pada peringatan Hardiknas nanti kita adakan Pensi dan anak-anak tetap melakukan presentasi serta pameran hasil proyek. Selamat, Bu Arini, tetap semangat!"   

Arini menghela napas lega. Ia merasa keberpihakannya pada anak didik tetap ia tunaikan, kewajiban sebagai anggota tim pun berhasil ia jalankan. Selarik kalimat pesan di WA sudah siap ia kirimkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun