Surya 'lah condong ke barat
Senja kala pun menjelang
....
Meskipun tidak merdu aku mencoba menyanyikan sesuai irama yang dimainkan.
Sebagai pemain musik keroncong di kampung, aku sangat menikmati penampilan Pak Keling dan kawan-kawan.
Rasanya senang sekali ketika aku membawakan lagu itu bersama Pak Keling dan kawan-kawan, beberapa mata memandang ke arah kami. Beberapa di antaranya juga memfoto dan merekam penampilan Pak Keling dan kawan-kawan, bahkan satu orang berseragam TNI ikut memasukkan saweran ke dalam kotak dan menunjukkan gestur penuh penghargaan.
Setelah menyanyikan lagu Keroncong Senja, aku mengucapkan terima kasih kepada rombongan orkes keroncong stasiun Tawang yang cukup mengejutkan dan mengobati rindu pada alat musik yang biasanya kami mainkan setengah bulan sekali.
Aku tidak menyangka ada grup keroncong yang mengamen di pelataran Stasiun Tawang. Di Stasiun Bandung ada juga tetapi mereka memilih jalur pop.
"Ayah, kereta Ciremai sudah siap."
WA dari Sulung membuatku cepat-cepat berlari dan menyusul keluargaku di ruang tunggu.
"Kok, cepat, nggak diterusin sampai siang?"
Aku hanya tersenyum kecut menanggapi komentar wanita paruh baya yang memangku cucuku. Sejatinya, ketika aku meminta izin untuk berhenti di pelataran stasiun menikmati irama keroncong, mereka cukup repot membawa bawaan dan juga menggendong cucuku yang masih berusia 10 bulan. Pantas saja ibu negara merasa dongkol. Ha ha ha ....