Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Solidaritas Budaya dan Ibu Negara

10 Oktober 2024   08:46 Diperbarui: 10 Oktober 2024   08:49 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Salam budaya," ucapku sambil menyalami Pak Keling. Mungkin beliau pimpinan orkes keroncong yang bermain di pelataran stasiun Tawang Semarang.

Ucapan selamat itu aku berikan ketika aku selesai menyanyikan sebuah lagu yang aku pesan setelah grup keroncong tersebut membuka pertunjukannya dengan lagu "Jembatan Merah".

Melihat ada grup keroncong di depan mata membuatku tertarik dan tentu saja berhenti untuk merekam beberapa detik penampilan mereka.

Rekaman itu akan aku kirimkan kepada teman-teman satu grup, Orkes Keroncong Senja Agung Tugumulyo Musi Rawas.

Istri dan anak-anak aku suruh masuk duluan ke ruang tunggu, sementara tiket dan kartu tanda penduduk yang sudah aku serahkan kepada Sulung aku minta kembali karena aku harus menikmati musik yang menjadi kegemaranku itu.

"Ayah nyusul, ya!" pintaku kepada anggota rombongan.

Anak-anakku yang sudah menduga ayahnya bakal berhenti memberikan apa yang kuminta. Mimik anggota rombongan kami menunjukkan persetujuannya, kecuali raut muka wanita paruh baya berkerudung coklat yang menggendong bayi berusia sepuluh bulan.

"Bapak, ini sawerannya, ya," kataku sambil menunjukkan uang pecahan lima puluh ribuan dan memasukkannya ke dalam kotak.

Aku segera meminta izin _request_ satu lagu dan dipersilakan dengan ramah untuk duduk di bangku bapak pemain ukulele senar logam yang biasa kami sebut Cak.

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun