Jika "kewajiban" membeli takjil dilakukan setiap sore, tentu pengeluaran akan cukup besar. Sementara, tidak semua makanan yang dibeli dapat dimakan habis. Istilahnya, ketika berburu takjil kalap, yang diinginkan maunya langsung dibeli. Akan tetapi ujung-ujungnya mubazir karena tidak termakan. Sebab, makan pada waktu buka ternyata tidak perlu banyak .
Selain pemandangan 'pasar bedug', pasar kaget Ramadan, atau pasar takjil, godaan berikutnya adalah pemandangan di pusat-pusat kuliner.
Motor dan mobil berjajar di parkiran, menandakan bahwa sang pengendara sedang berada di dalam restoran untuk ... buka bersama.
Melihat pemandangan itu pun tebersit keinginan untuk melakukan hal yang sama, berbuka bersama.
Terbayang 'kan, buka bersama bersama kawan-kawan, jika tidak bayar sendiri-sendiri, ya bayar patungan. Keseringan bukber tentu akan memengaruhi isi kantong.
Budaya Menyambut Lebaran dan Menyikapi agar Finansial Tetap Sehat Selama Ramadan
Budaya bangsa ketika berhari raya menyediakan aneka kue, minuman, dan sajian yang 'istimewa' mau tidak mau bakal menyedot pengeluaran. Belum lagi anak-anak (termasuk ayah ibunya, mungkin) menginginkan baju baru. Meskipun ada lagu yang syairnya mengatakan takada pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama. Tetap saja baju baru menjadi suatu 'keharusan'.
Oleh karena itu, tidak heran jika seminggu menjelang lebaran, pasar akan dipenuhi warga yang menyiapkan diri menyambut lebaran. Belanja bahan mentah untuk diolah atau membeli kue yang sudah jadi. Belanja baju baru dan pernik-pernik lainnya pun dilakukan. Semuanya membutuhkan uang yang tidak sedikit.
Selain itu, jangan lupa bahwa setiap muslim wajib mengeluarkan zakat fitrah. Zakat fitrah berupa makanan pokok, dalam hal ini beras, harus dipersiapkan.
Di Musi Rawas, Sumsel ditetapkan zakat fitrah per orang sebesar 2,5 kilogram beras atau setara dengan 35.000 rupiah. Berapa jiwa dalam rumah tangga yang harus dibayarkan tinggal mengalikan. Jangan sampai kesibukan menyiapkan hal yang tidak wajib melupakan hal yang wajib, yakni menunaikan zakat fitrah.
Nah, ternyata finansial pada bulan Ramadan agak berbeda dengan pengelolaan finansial di luar Ramadan.Â