Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Video Ade yang Hilang

27 Februari 2024   00:56 Diperbarui: 27 Februari 2024   00:57 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bel istirahat kedua berbunyi. Anak-anak kelas 7.6 berhamburan keluar kelas. Ada yang menuju ke Kantin Sehat sekolahnya, ada yang menuju gazebo di taman sekolah, ada juga yang duduk-duduk di kursi bundar buatan Pak Untung di depan kelasnya.

Anak-anak yang menuju gazebo adalah kelompok Ade. Mereka merencanakan tugas dari bu Ari, guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelasnya.

"De, kamu yang jadi penyiar, ya," pinta Alvian.

"Kok, aku, Al. Fariz kan lebih good looking, tuh," jawab Ade sambil melirik Fariz, cowok ganteng yang jadi idola kelas 7.6.

"Nggak! Suaraku cempreng. Udah, kamu aja De. Suara kamu mantap. Ntar aku bagian merekam dan Alvian yang mengedit. Alvian, tuh, jago ngedit," puji Fariz.

Keempat anak itu pun merancang skenario membuat teks berita yang akan langsung dipraktikkan seolah-olah dilaporkan oleh reporter.

"Besok jam tujuh kita sudah siap di Pasar Srikaton lo, ya!" ingat Alvian.

"Nanti sore kumpul di rumahku buat ngerancang kegiatan lebih lanjut. Okey? Udah keburu bel, tuh. Cepetan kita masuk. Serem, Pak Tongkat bakal masuk sampai jam pulang," ajak Ade. 

Mereka bergegas menuju ke kelas. Pak Tongkat adalah julukan yang diberikan anak-anak kelas mereka kepada seorang guru yang ketika mengajar selalu membawa tongkat kecil sepanjang 1 meter. Kadang, tongkat itu dipukulkan ke meja apabila anak-anak kehilangan fokus.

***

Pada hari Minggu, kelompok Ade sudah bersiap-siap menuju ke pasar. Selain Ade dan kawan-kawan, terlihat pula Salsa dan kelompoknya yang memiliki rencana yang sama, meliput harga-harga di pasar untuk dibuat teks berita dan disiarkan layaknya penyiar berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun