Toh, jika pakaian kotor si bungsu dibiarkan, pasti akan dicuci oleh ibunya.Â
Banyaknya pekerjaan di sekolah akhir-akhir ini, membuat Pak Eko cukup kewalahan mencuci dengan tangannya.
Jika pakaian kotor pagi belum sempat dicuci, siang hari bertambah tiga setel baju. Belum lagi sore hari, pasti bertambah baju kotor lagi. Akhirnya menumpuk di bak warna hitam. Sambil tersenyum sinis baju-baju itu mengejek.
"Kapok kamu, coba kalau mesin cucimu kamu perbaiki, atau kamu beli baru lagi. Pasti aku tidak akan menumpuk dan berbau karena lama tidak segera kamu cuci, he!"
Pak Eko diam saja.Â
Ting! Tiba-tiba da kilat lampu menyala dan berdenting di benak lelaki paruh baya itu.
"Baik, besok mesin cuci aku bawa ke desa sebelah. Aku kemarin pernah menyervis mesin pompa air. Hasilnya bagus. Mudah-mudahan Mamang itu bisa membantu memperbaiki," gumam Pak Eko.
Keesokan hari, mesin cuci yang belum sampai dua tahun mereka pakai itu ia masukkan ke bagian belakang mobilnya. Kali ini terpaksa ia membawa mobil ke sekolah. Sebelumnya ia akan mampir ke tempat Mamang Servis itu.
"Bisa memperbaiki mesin cuci, Mang?" tanya Pak Eko kepada si Mamang Servis.
"Rusak apanya?" tanya Mamang Servis.
"Mesin tidak mau menyala, tali pembuangan air putus," jawab Pak Eko singkat.