Guru melakukan penyesuaian lingkungan belajar, misalnya kelas, sesuai karakteristik murid. Guru mengatur tempat duduk disesuaikan dengan gangguan penglihatan atau gangguan pendengaran yang dimiliki murid. Demikian juga variasi fisik murid: besar badan atau tinggi badan. Termasuk apakah murid memiliki gangguan mental semacam Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Guru melakukan modifikasi tempat duduk sehingga murid mampu brkomunikasi lintas gende, mudah melakukan pergerakan ketika mereka diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi atau mendemonstrasikan sesuatu.Â
Interaksi yang dilakukan guru, memungkinkan komunikasi dua arah (guru-murid) dan multiarah (guru-murid-murid). Guru memberikan kesempatan kepada seluruh murid untuk berinteraksi.Â
Guru memberikan perhatian penuh terhadap jawaban, mendengarkan aktif jawaban yang diberikan murid dengan menampilkan ekspresi emosi yang positif. Guru menghindarkan diri dari menggunakan kata bernada negatif yang merendahkan murid.
Guru dengan tulus memberikan ekspresi berupa senyum, pandangan mata yang meneduhkan, memberikan tanggapan yang menghargai murid.
Masih ada beberapa hal lain. Penulis akan membeberkannya pada tulisan berikutnya.
Musi Rawas, 1 November 2022
PakDSus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H