Pak Buhai menyampaikan harapannya untuk mendiskusikan pengalaman pengembangan modul yang telah diimplementasikan kepada para remaja disabilitas yang memiliki hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, dan juga hambatan fisik gerak.
Harapannya, setelah mendiskusikan bersama pengalaman pengimplementasian dari para fasilitator atau guru-guru, semuanya bisa berbagi, kira kira bagaimana kedepannya, hambatan perbaikan bersama apa yang ditemui, serta kelak ada kebermanfaatan apa yang lebih banyak lagi untuk diimplementasikan.
Dan pada hari tersebut, tentunya mereka mempunyai ruang lingkup jangkauan lebih banyak, karena selain merangkul Sekolah Luar Biasa sebagai tempat pelaksanaan soft skills kesiapan kerja, mereka juga dapat merangkul para widyaiswara dan pembina yang berkompeten dalam bidang pendidikan, mengajar, dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah.
Ada 2 agenda kegiatan. Yang pertama pemaparan Pak Bambang Y Sundayana. Sebagai Direktur KAP Indonesia, Pak Bambang menceritakan proses tahapan alur implementasi yang telah dilaksanakan di SLB (Sekolah Luar Biasa). Agenda kedua, yaitu mendengarkan pengalaman implementasi, berbagi pengalaman prosese menarik atau tidak, dan perbaikan serta masukan dari berbagai pihak.
KAP merupakan lembaga independen yang peduli terhadap anak-anak. Awalnya isu anak yang dilacurkan,namun pada tahun 2013 mulai masuk ke dunia orang muda. KAP lahir dari proses. Bagi KAP, miskin itu proses bukan lahir begitu saja. Pengaruh, proses pemiskinan ada yang bisa dirubah.Â
Merubah paradigma, terus berporses dalam isu disabilitas, ada isu struktural. Mereka mendapatkan banyak pengalaman, di kelompok disabilitas ada proses pemiskinan hingga mereka membawa anak ke akses pendidikan, berusaha merubah stigma di masyarakat agar tidak menjadi bumerang dan beban terus menerus.
Dalam kegiatan Pelatihan Kesiapan Kerja, mereka dapat mengakses 260 orang muda disabilitas. Hambatannya, banyak berpengaruh pada proses dimana orang muda disabilitas ini dalam masa peralihan, memerlukan perhatian dari masa transisi menjadi dewasa, agar mereka mandiri karena ketika dibiarkan tentu beresiko sehingga harus diperhatikan supaya tidak jadi masalah.Â