Berbeda pada hari sebelumnya yang banyak memaparkan teori mengenai kurikulum 2013, pada Rabu, 13 Juli 2016, pelatihan implementasi kurikulum 2013 (kurtilas) lebih menitikberatkan pada kerja kelompok dengan kewajiban menuntaskan berbagai tugas.
Pemberian materi hanya sesekali untuk menginformasikan tugas sekaligus arahan penyelesaiannya. Harus saya akui, pelatihan pada hari kedua cukup menarik karena hampir 75% mengajak semua peserta pelatihan untuk aktif.
Pembagian kelas mengawali pertemuan yang menghangatkan suasana. Usai pembagian kelas, para fasilitator meminta peserta untuk menuliskan harapan dengan hadirnya kurikulum 2013 di kertas origami berwarna merah muda, sedangkan di kertas origami berwarna biru, peserta harus menuliskan hambatan apa yang kira-kira akan ditemui di lapangan yang berkaitan dengan kurikulum 2013.
Boleh dikatakan semua tulisan peserta hampir sama, berupa harapan agar implementasi kurikulum ini dapat dilaksanakan dengan lancar dan tanpa kendala di lapangan. Sedangkan untuk hambatannya, cukup banyak peserta menuliskan perkiraan hambatan yang aka ada di lapangan. Hambatan yang mereka tuliskan, termasuk saya di antaranya: hambatan ketersediaan buku penunjang untuk guru dan juga buku tematik untuk siswa, selain ini kekhawatiran akan sulitnya mengerjakan administrasi sekolah.
Ya, di mana ada harapan, tentu harus bersiap dengan hambatan hingga harapan/impian terwujud nyata. Sayangnya, kita hanya menuliskan harapan dan impian saja, namun tidak ada atau mungkin bisa jadi belum ada pembahasan mengenai tugas satu ini. Walaupun demikian, saya merasa takjub melihat antusiasme para guru menuliskan harapan dan hambatannya yang kemungkingan terjadi dan berkaitan dengan kurikulum 2013 kelak di lapangan.
Lebih takjub lagi saat pelaksanaan kerja kelompok. Seringkali saya mendengar kinerja para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kurang bertanggung jawab dengan tugasnya. Kenyataannya, pada pelatihan kali ini, PNS yang satu kelompok dengan saya begitu sportif. Begitu mendapat tugas, mereka langsung mengajukan diri pada posisi masing-masing.
"Saya yang membacakan."
Dan lain-lain.
Pelatihan kali ini memang benar-benar funtastis. Fasilitator mengajak semua peserta bersenang-senang saat peserta terlihat jenuh. Salah satu cara bersenang-senang kali ini adalah dengan terlibat aktif dalam permainan “Perhatikan Kata Kuncinya!”. Permainan satu ini melatih konsentrasi dan kecepatan. Yuhuuu, hampir semua peserta menikmati pelatihan dengan riang.