Mohon tunggu...
Susanti Hara
Susanti Hara Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang pendidik yang suka berkreasi

Pembelajar aktif yang senang untuk terus berpartisipasi dan berkreasi untuk memberikan warna pada kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Melatih Kemandirian Peserta Kurikulum 2013 Melalui Dinamika Kelompok

14 Juli 2016   15:21 Diperbarui: 14 Juli 2016   15:28 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuliskan Harapan dan Hambatan Berkaitan Kurtilas

Berbeda pada hari sebelumnya yang banyak memaparkan teori mengenai kurikulum 2013, pada Rabu, 13 Juli 2016, pelatihan implementasi kurikulum 2013 (kurtilas) lebih menitikberatkan pada kerja kelompok dengan kewajiban menuntaskan berbagai tugas.

Pemberian materi hanya sesekali untuk menginformasikan tugas sekaligus arahan penyelesaiannya. Harus saya akui, pelatihan pada hari kedua cukup menarik karena hampir 75% mengajak semua peserta pelatihan untuk aktif.

Pembagian kelas mengawali pertemuan yang menghangatkan suasana. Usai pembagian kelas, para fasilitator meminta peserta untuk menuliskan harapan dengan hadirnya kurikulum 2013 di kertas origami berwarna merah muda, sedangkan di kertas origami berwarna biru, peserta harus menuliskan hambatan apa yang kira-kira akan ditemui di lapangan yang berkaitan dengan kurikulum 2013.

Boleh dikatakan semua tulisan peserta hampir sama, berupa harapan agar implementasi kurikulum ini dapat dilaksanakan dengan lancar dan tanpa kendala di lapangan. Sedangkan untuk hambatannya, cukup banyak peserta menuliskan perkiraan hambatan yang aka ada di lapangan. Hambatan yang mereka tuliskan, termasuk saya di antaranya: hambatan ketersediaan buku penunjang untuk guru dan juga buku tematik untuk siswa, selain ini kekhawatiran akan sulitnya mengerjakan administrasi sekolah.

Ya, di mana ada harapan, tentu harus bersiap dengan hambatan hingga harapan/impian terwujud nyata. Sayangnya, kita hanya menuliskan harapan dan impian saja, namun tidak ada atau mungkin bisa jadi belum ada pembahasan mengenai tugas satu ini. Walaupun demikian, saya merasa takjub melihat antusiasme para guru menuliskan harapan dan hambatannya yang kemungkingan terjadi dan berkaitan dengan kurikulum 2013 kelak di lapangan.

Lebih takjub lagi saat pelaksanaan kerja kelompok. Seringkali saya mendengar kinerja para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kurang bertanggung jawab dengan tugasnya. Kenyataannya, pada pelatihan kali ini, PNS yang satu kelompok dengan saya begitu sportif. Begitu mendapat tugas, mereka langsung mengajukan diri pada posisi masing-masing.

pns-sibuk-57873ef2f092730011337d5d.jpg
pns-sibuk-57873ef2f092730011337d5d.jpg
Kerja Kelompok Pelatihan Peserta Kurikulum 2013
Kerja Kelompok Pelatihan Peserta Kurikulum 2013
"Saya yang menulis."

"Saya yang membacakan."

Dan lain-lain.

Penjelasan Materi
Penjelasan Materi
Tugas pertama yang harus kami tuntaskan adalah menganalisis keterkaitan Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, dan Penilaian. Wow, luar biasa! Semua kelompok begitu serius menuntaskan tugas. Padahal fasilitator hanya memantau sesekali saja.

Pelatihan kali ini memang benar-benar funtastis. Fasilitator mengajak semua peserta bersenang-senang saat peserta terlihat jenuh. Salah satu cara bersenang-senang kali ini adalah dengan terlibat aktif dalam permainan “Perhatikan Kata Kuncinya!”. Permainan satu ini melatih konsentrasi dan kecepatan. Yuhuuu, hampir semua peserta menikmati pelatihan dengan riang.

Kegiatan Ice Breaking
Kegiatan Ice Breaking
Di tengah keharusan mengikuti pelatihan dengan serius, mata sempat terasa berat begitu jam istirahat usai. Berhubung sadar diri pelatihan ini menggunakan uang pemerintah, mau tidak mau, saya harus berusaha membuka mata tetap terjaga. Daaan terus aktif mengikuti semua kegiatan.

Asyiknya, pelatihan kali ini ini tidak hanya duduk mengerjakan tugas. Dinamika kelompok ini melatih kemandirian kita untuk berkreatifitas dan melakukan segala sesuatu dengan baik. Saat mengerjakan tugas dan tidak menemukan jawabannya, kita harus berusaha mencari jawabannya di buku guru atau buku siswa. Namun, hingga pelatihan ini berlangsung, fasilitator masih mengatakan harapannya agar buku dapat terealisasi dan cepat diterima guru-guru. Wah, jadI bertanya-tanya sendiri, Akankah pelatihan ini sama dengan sebelumnya?

Hmmm, Ada yang menarik dan membuat semua peserta harus bergerak, berkonsentrasi, dan melatih ketelitian saat fasilitator memberikan tugas menilai hasil kerja sesama teman pelatihan berbeda kelompok. Dalam setiap kelompok terbagi menjadi dua (ada yang menjaga toko untuk memberikan penjelasan hasil kerja kelompok dan ada juga yang berkeliling untuk mengamati dan menilai hasil pekerjaan kelompok lain. Pembelajaran seperti ini menurut saya cukup bagus karena peserta pelatihan menjadi harus bergerak menghalau kantuk.

Pengamatan Tugas Hasil Pekerjaan Kelompok Lain
Pengamatan Tugas Hasil Pekerjaan Kelompok Lain
Saat kita menganalisis materi pembelajaran, satu dari sekian kelompok menemukan ada ketidaksesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar. Nah lho? Jadi kurikulum 2013 ini sebenarnya sudah siap apa belum sih? Hhhaaa. Apalagi begitu saya menganalisis buku guru, terdapat kerancuan yang sangat membingungkan pada tema “Bumi”. Dalam sub tema tersebut tertulis daratan. Begitu membaca ke bawahnya, terkadang dituliskan dataran terkadang dituliskan daratan.

Hasil Pelatihan Analisis Materi Pembelajaran
Hasil Pelatihan Analisis Materi Pembelajaran
Kerancuan seperti di atas bagi saya sangat berbahaya karena menimbulkan perbedaan makna. Kalau di sub tema sebelumnya daratan, kemungkinan sub tema berikutnya perairain/ pantai/lautan. Sedangkan apabila sub temanya dataran, maka kita semua sudah mengenal dataran tinggi dan dataran rendah. Semoga saja hal ini tidak terulang lagi dan semua kalangan termasuk di dalamnya pemerintah segera melakukan revisi.

Apalagi saat mendengar bisik-bisik dari kelompok lain, seharusnya ada silabus dululah, inilah, itulah… wuih, bikin pening kepala kalau hanya sekedar mendengarkan curhatan yang lainnya. Jadiii, sebagai pembelajar aktif memang harus dinamis mengikuti perkembangan agar dapat mengimbangi dunia pendidikan dan tidak tertinggal sendiri.

Bagi saya pribadi, pelatihan kali ini benar-benar melatih kemandirian untuk menemukan jawaban dengan berdiskusi kelompok. Bersyukur saya berada di lingkungan kelompok yang aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga kita selalu berusaha mendapatkan jawaban saat menemukan masalah yang berkaitan dengan tugas.

               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun