4. Kebiasaan keempat: Think Win-Win
   Membiasakan saat menjalin hubungan dengan orang lain temukan solusi yang saling menguntungkan. Hindari pemikiran untuk kalah-menang atau menang-kalah. Kita dapat membina hubungan saling percaya satu sama lain, dan temukan cara untuk memenuhi kebutuhan kita tanpa harus mengorbankan orang lain. Kebiasaan ini dapat menjadi pedoman untuk membangun hubungan kerja yang saling menguntungkan antar sejawat profesi ataupun antar profesi.
5. Kebiasaan kelima: Seek First to Understand, Then to Be Understood
   Membiasakan untuk mendengarkan orang lain dengan empati sebelum kita menyampaikan ide ataupun pendapat diri sendiri. Sebagai mahasiswa, menjadi pendengar aktif dapat lebih mudah dilakukan sehari-hari. Namun bisa juga diterapkan dalam kehidupan pribadi. Kebiasaan ini menuntut kita untuk tidak menyela dan fokus pada lawan bicara. Gunakan bahasa yang mudah diterima dan pertanyaan klarifikasi apabila membutuhkan penjelasan lebih mendalam. Selain itu, kita dapat meningkatkan kemampuan komunikasi efektif dalam kesehatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien ataupun hubungan interpersonal antar tenaga kesehatan.
6. Kebiasaan keenam: Synergize
   Membiasakan diri untuk berkolaborasi dengan orang lain, guna mencapai hasil yang lebih besar jika dibandingkan bekerja sendiri. Dimulai sejak saat ini hargailah adanya perbedaan antar individu di dalam sebuah kelompok, jadikan hal tersebut sebagai kekuatan untuk kedepannya. Adanya perbedaan tersebut dapat menjadi suatu perpektif baru sehingga tercipta solusi yang berkualitas. Kolaborasi tim kesehatan merupakan kebiasaan yang sudah dibentuk dalam layanan kesehatan.
7. Kebiasaan ketujuh: Sharpen the Saw
   Membiasakan diri untuk meningkatkan kemampuan dan melakukan pembaruan diri dalam empat aspek kehidupan antara lain kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritualitas. Individu yang pribadinya terus berkembang akan menjadi seseorang yang efektif dengan didukung kondisi yang sehat dari keempat aspek tersebut. Tenaga kesehatan berperan untuk memberikan layanan kesehatan optimal untuk pasien, namun tidak mengurangi kewajiban terhadap diri sendiri untuk tetap sehat secara fisik, mental, emosional dan spiritual guna mendukung peran yang kompleks.
Tujuh kebiasaan tersebut dapat diterapkan baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional karena sudah mencakup aspek pengelolaan diri, hubungan interpersonal dan keseimbangan hidup. Sebagai mahasiswa dengan latar belakang tenaga kesehatan, ketujuh kebiasaan ini secara implisit sudah saya terapkan setiap harinya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Seorang perawat yang bertanggung jawab bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk orang lain. Memberikan asuhan keperawatan untuk mencapai kesembuhan pasien yang optimal dengan tetap menjaga patient safety, berkolaborasi dengan profesi tenaga kesehatan lain dan tetap menjaga kesehatan dan keselamatan sebagai tenaga kesehatan. Harapan kedepannya dapat terus menerapkan tujuh kebiasan ini dalam dunia perkuliahan, organisasi, maupun kehidupan pribadi agar dapat menjadi Individu yang efektif.
Terjadinya Sebuah Peristiwa Saling Terkait dan Memengaruhi…
Pemimpin dalam membawa organisasinya harus dapat memengaruhi anggota yang ada di dalamnya. Terdapat nilai-nilai pembelajaran yang diperlukan seorang pemimpin untuk menciptakan sebuah organisasi yang terus berkembang melalui sebuah pembelajaran. Konsep yang dikenalkan oleh Peter Senge dalam bukunya yang berjudul The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization terdiri dari lima disiplin, berikut penjelasan kelima disiplin tersebut: