Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

NGOBROL PAGI #009: Gotong Royong Mulai Hilang di Desa @KompasianaDESA

27 Januari 2025   07:38 Diperbarui: 27 Januari 2025   07:49 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abdy Yuhana - Sekjen PA GMNi penulis buku Rute Indonesia Raya

1. Panudi (Pendamping Desa, Sukoharjo):

  • Praktik Rekayasa Sosial di Desa:
    Panudi memberikan contoh sukses rekayasa sosial di desanya, seperti acara "Grebeg Tempe" atau "Grebeg Penjalin." Warga secara sukarela berkontribusi dengan tenaga, uang, dan hasil karya mereka dalam acara tersebut, yang menghasilkan partisipasi luar biasa.
    Partisipasi ini juga jauh melebihi bantuan anggaran dari pemerintah. Ia menyarankan pola serupa bisa diadopsi untuk memanfaatkan dana desa secara optimal sambil menjaga semangat gotong royong.

  • Kritik terhadap Ketergantungan:
    Ia mengingatkan bahwa model padat karya tunai desa seringkali kurang melibatkan kelompok miskin secara efektif. Rekayasa sosial perlu mengutamakan penguatan kelompok rentan, seperti memberikan beasiswa, layanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.

2. Akhmad Fourzan (Itong):

  • Pengaruh Stratifikasi Sosial terhadap Gotong Royong:
    Fourzan menyoroti bahwa praktek gotong royong di desa sering melibatkan kelas bawah sebagai tenaga kerja, sementara kelas menengah atau atas hanya mengambil peran kecil.
    Ia mengusulkan agar rekayasa sosial juga menyasar penguatan masyarakat kelas bawah dalam perencanaan dan penganggaran di desa.

Kesimpulan Diskusi

  1. Gotong Royong Sebagai Modal Sosial:
    Gotong royong tetap menjadi inti dari kekuatan bangsa Indonesia. Meskipun teknologi dan globalisasi membawa perubahan, budaya ini harus terus dijaga.

  2. Dana Desa Sebagai Stimulan:
    Dana desa bukan pengganti peran masyarakat, melainkan stimulan untuk memperkuat kebersamaan dan kebanggaan warga terhadap pembangunan desa.

  3. Rekomendasi Langkah Konkret:

    • Kampanye nasional tentang gotong royong.
    • Regulasi yang mendorong partisipasi masyarakat.
    • Penguatan program-program berbasis komunitas.
    • Pendidikan budaya dan tradisi gotong royong sejak usia dini.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun