Mohon tunggu...
Suryanti dwirya
Suryanti dwirya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Broken Home Harusnya Lakukan 5 Hal Ini!

17 September 2019   18:49 Diperbarui: 28 Juni 2021   19:53 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak broken home dapat bangkit dari keterpurukannya (unsplash/caleb-woods)

"Saya berpendapat bahwa ada beberepa hal yang bisa anak broken home lakukan untuk bangkit dari keterpurukannya."

Sebuah keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk mempelajari banyak hal, yang disebut keluarga itu sendiri terdiri dari kepala kelurga (ayah), seorang ibu dan juga anak pada umumnya, yang tinggal disuatu tempat yang sama dalam keadaan saling ketergantungan.

Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu jika keluarga dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu 1) keluarga yang utuh, 2) keluarga yang tidak utuh (broken home). 

Broken home merupakan pecahnya suatu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka. William J. Goode (2007).

Baca juga : Teruntuk Kalian dengan Broken Home

Seorang anak yang tumbuh dan besar dalam keluarga yang tidak utuh, secara psikologis jelas akan berbeda dengan anak yang tumbuh dalam keluarga yang harmonis. 

Seringkali anak broken home mengalami gangguan atau masalah-masalah yang berhubungan dengan sikap dan perilaku. Hal ini disebabkan, peran atau fungsi orang tua dalam sebuah keluarga tidak berjalan secara optimal. 

Beberapa orang tua memilih menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja, sehingga tidak punya cukup waktu untuk sekedar bercengkerama dengan anak. 

Wajar saja apabila anak akan berusaha melalukan hal-hal yang dapat mencuri perhatian dari orang lain, karena ia merasa tidak mendapatkan hal tersebut dari orang tua mereka.

Dalam kondisi ini, orang tua harus bisa menempatkan diri dalam posisi yang dapat membuat anak tetap merasa bahwa, orang tua merupakan tempat terbaik bagi anak untuk berkeluh kesah serta pemberi solusi terbaik untuk memecahkan persoalan sang anak. 

Namun, apabila hal itu tidak dapat dilakukan, sebaiknya anak broken home tetap mendapatkan pengasuhan terbaik dari pihak keluarga ayah ataupun ibu.

Baca juga : Tidak Semua Anak Broken Home Liar

Perubahan sikap atau perilaku yang terjadi pada anak broken home akan sangat mempengaruhi cara pandangnya terhadap kehidupan, dan mengubah pola pikirnya terhadap suatu hal. 

Oleh karena itu, kebanyakan orang memiliki penilaian yang negatif terhadap anak-anak broken home. Menurut mereka, anak broken home itu nakal, liar, tidak memiliki sopan santun, juga lebih emosional dan sensitif. 

Akan tetapi, tidak setiap perubahan sikap yang terjadi pada anak broken home mengarah ke hal-hal yang negatif. Bahkan ada banyak sekali anak broken home yang justru unggul dalam banyak hal terutama dalam bidang sosial.

Sehingga saya berpendapat bahwa ada beberepa hal yang bisa anak broken home lakukan untuk bangkit dari keterpurukannya.

1. Mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa

Kita sebagai manusia yang beragama dan memiliki kepercayaan, tentu akan lebih nyaman untuk berbagi keluh kesah serta mencurahkan segala permasalahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Karena hanya kepada-Nya kita dapat melakukan perbicangan yang intim, kita bisa menceritakan apapun yang kita rasakan. Dan efek yang akan kita dapakan setelahnya adalah, perasaan tenang dan jauh lebih lega.

Baca juga : Broken Home Bukan Berarti Broken Life

2. Menerima dan memaafkan

Poin ini merupakan hal yang terkesan sangat sederhana. Meski demikian, ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan oleh mereka yang memiliki pengalaman buruk dalam kehidupan keluarganya.

 Akan tetapi, efek yang akan ditimbulkan apabila seorang anak broken home berhasil menerapkan poin ini maka, mereka akan lebih dapat menerima jika tidak semua hal harus berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan dan diinginkan. 

Hal yang perlu disadari adalah, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, dan apabila kita terus-terusan menyalahkan keadaan, maka diri kita sendiri yang akan menderita dan akan semakin terpuruk. 

Karena menerima dan memaafkan apa yang telah terjadi akan jauh memberikan efek positif dalam kehidupan dibandingkan hanya terus menyalahkan keadaan. Dengan begitu, kita bisa lebih fokus menata masa depan.

3. Membangun korelasi

Menurut saya, ketika seorang anak broken home sudah dapat menerima dan memaafkan apa yang telah terjadi didalam keluarganya, langkah selanjutnya adalah banyak menjalin hubungan dengan orang-orang yang lebih berpengalaman dalam banyak hal. 

Terutama orang yang pernah mengalami hal yang serupa. Bertukar pendapat, meminta saran ataupun masukan untuk dapat menata diri lebih baik lagi. Hal demikian akan sangat memberikan dampak yang positif bagi anak broken home, mereka akan lebih terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru, sehingga pola pikir mereka juga lebih berkembang.

4. Meningkatkan percaya diri

Menurut saya, hal pertama yang bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri adalah mencari tahu dimana letak kekurangan dan kelebihan kita. Kemudian berusaha mengasah kelebihan yang kita miliki dan coba untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa kita memiliki bakat. 

Tidak harus ada pengakuan dari banyak orang, karena cukup dengan kita berani untuk tampil saja sudah akan menambah kepercayaan diri. Selain itu, kita juga perlu memupuk kelemahan yang kita miliki agar tidak menjadi hambatan dikemudian hari.

5. Berpikir positif

Berpikir positif dalam berkehidupan sosial dilingkungan masyarakat, akan menghantarkan kita untuk bertemu dengan orang-orang yang juga membawa dampak positif. Kita akan mendapatkan banyak dukungan dari orang-orang tersebut untuk mencapai cita-cita atau keinginan kita. 

Hal itu, tentu akan berdampak pula pada tingkat optimisme kita dalam mencapai tujuan, keyakinan dan harapan baik untuk kehidupan dimasa depan.v

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun