"Jangan begitu leh dengan mertuamu, sebentar kita akan jadi keluarga..."
"Tidak apa-apa mbakyu, nanti juga setelah ketemu anakku yang cantik pasti dia akan sungkem..."
Dengan setengah terpaksa Dimas bersungkem dengan kedua orang itu.
"Monggo masuk..." Kata Bapak yang menyambut mereka
Dimas melihat sekeliling semua tamu sedang asik berbicara masing. Sebagain amasih memandangnya. Tetapi dia melihat kursi di ruang tamu, anak wanita yang masih menutupi wajahnya dan menggunakan sanggul meski rambut panjang. Dalam hati Dimas "Mungkin ini calon istriku, tunggu saja saatnya, akan aku ceraikan setelah kami menikah"
"Monggo-monggo mbakyu dan Kangmas. Duduk disini" Kata ibu Setyowati. " Dimas ini calon istrimu... ayo kalian bersalaman...." Tetapi si wanita masih tetap memalingkan muka, "Ayo nduk salami calon suamimu...."
Dimas pun ragu untuk duduk berdekatan dengan calon istrinya, tetapi tetap memaksakan diri untuk duduk dekat meski hati galau dan ingatan akan Arini belum hilang....
Tetapi saat mencoba dekat, dia merasa wanita didekatnya tidak asing dan saat wanita membalikkan wajahnya...
"Dimas?"
"Arini?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H