Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dimas dan Arini (6)

10 Oktober 2018   12:21 Diperbarui: 10 Oktober 2018   13:14 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum sempat ibunya menyelesaikan perkataanya, Dimas sudah memotong "Ibu ini Bagaimana sih ? kok saya mau dinikahkan?"

"Ini semua demi kebaikan kamu dimas, kami sudah merencanakannya jauh-jauh hari sebelum kamu datang" jawab Ibu Dimas

"Aku yang mau menikah, kok aku tidak diajak bicara? Memang aku ini apa mau dinikahkan seenak saja, tanpa tahu siapa wanita yang bakal menjadi istriku?" Kata Dimas ketus

"Tenang leh, kami pilihkan wanita yang terbaik buat kamu" Kata Bapa Dimas mencoba membantu menenangkan Dimas.

"Iya leh, kami sudah memikirkan semuanya, coba nanti kamu lihat sendiri calon istrimu. Namanya Setyowati. Anak baik, cantik dan penurut. Ini photonya." Kata Ibu Dimas.

Tetapi Dimas membuang muka tanpa mau melihat photo calon istrinya bahkan menolak tangan saat ibu menyodorkan photo seorang wanita berambut panjang. Dimas masih teringat pada Arini.

"iya saya manut saja sama bapak dan ibu, tapi jangan salahkan aku kalau aku ceraikan dia, setelah saya menikah." Jawab Dimas.

"Jangan begitu leh, kualat lho. Bapak dan ibu sudah mencarikan kamu yang terbaik, ini juga untuk menyambung tali persaudaraan kita yang putus. Wareng (kakek moyang) kita dulu kakak beradik dengan calon mertua kamu. Ini saatnya kami sambung lagi. Kami sudah meneliti bibit, bobot,dan bebet calon istrimu yang terbaik. Ini semua demi kebaikan kamu. Mana mungkin kami sebagai orang tua mau menjerumuskan anak sendiri."

"Mengapa ngak si Bimo saja yang dijodohkan?" Jawab Dimas

"Enak aja, aku masih kuliah...." jawab Bimo sambil menyetir mobil

"Sudah jangan ganggu Bimo yang menyupiri kita, nanti malah kecelakaan. Satu hal saya yang kami minta sama kamu. Penuhi saja permintaan kami, karena kami tidak tahu sampai kapan umur kami. kamu tahukan, ibu ini melahirkan kamu setelah 12 tahun menikah dan ibu punya doa asal bisa dikarunai anak, maka apapun permintaan Eyang kamu akan kami penuhi. Ternyata setelah eyang menyatakan permintaannya untuk menyambung tali persaudaraan yang pernah putus dengan keluarga Eyang Prawiro, tidak lama kemudian mengandung kamu. Ibu ini merawat kandungan ibu baik-baik, padahal ibu sudah tidak muda lagi saat itu. Padahal banyak penyakit yang datang saat ibu hamil, tetapi Gusti Allah memlihara, hingga lahir kamu. Ibu mohon pernuhi permintaan  kali ini saja," Kata Ibu Dimas sambil meneteskan air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun