Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Empat Kata

29 Juni 2018   16:49 Diperbarui: 29 Juni 2018   16:52 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu tahu, klau saat ini hatiku kacau balau melihatmu yang datang dengan empat katamu yang mirip yang lebih mirip mantra untuk mereka yang ingin sakit kepala.

Kamu tahu, kalau saat ini aku takut kehilangan senyummu ??

Kamu tahu kalau aku takut jika nanti aku tak bisa lagi bertemu denganmu ??

Aku tak bisa membayangkan jika ada 1 hari di mana aku tak mendengar kabarmu dan aku harus terbiasa untuk itu. Untuk membayangkannya saja aku tak sanggup apalagi menjalankannya, aku yakin pasti semuanya akan sangat berbeda. Tapi aku sadar, kalau  kita sudah terlalu lama.

Ingat sudah berapa banyak kita menghabiskan malam Natal bersama di gereja, dimana kita selalu menyalakan lilin pertama di banding jemaat lainnya dengan korek milikku yang berwarna merah ??

Ingat sudah berapa malam tahun baru kita lewati dalam doa setiap malamnya, berharap aku dan kamu selalu menjadi manusia yang lebih baik di tahun berikutnya ??

Ingat sudah berapa kali kita makan malam bersama, entah itu di restoran mahal, atau mungkin hanya di pinggir jalan yang rasa makanannya tak seenak kata orang.

Jujur, aku tak mau menghitungnya, entah berapa digit angka yang bisa kita dapat jika kita memetakannya dalam hari, jam, menit, atau detik.. ??

Kita sudah terlalu lama bergantian untuk saling menjaga. Aku tahu mungkin ada hari dimana bagimu aku menjadi mahluk yang menyebalkan dan membosankan. Hari dimana kamu hanya bisa diam dan tak berkata apapun. Enggan bercerita dan hanya menunjukkan semua ekspresimu melalui mimic wajah yang kadang salah ku terka..

Tapi percayalah, kamu tak pernah membuatku bosan dan sebal.

Tangamu lalu memegang ujung kanan koranku yang tadi kuturunkan sedikit, namun kini kau turunkan banyak, membuatku bisa melihat seluruh wajahmu yang sedang tersenyum manja. Wajah yang kukenal terlalu lama, wajah yang selalu ingin kujaga, dan menjadi motivasi terbesarku kala aku lelah bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun