Humas harus dapat membuat grand design strategi komunikasi untuk publik, tidak hanya pesan dapat terkirim (sent), tapi juga bagaimana pesan itu dapat diterima baik (delivered) oleh target audiens.Â
Publik tentu memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan akuntabel. Selain itu, humas harus dapat mendengarkan dan mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik, dengan begitu kepercayaan publik kepada pemerintah juga akan meningkat.
Bukan lagi saatnya praktisi humas beraksi di panggung domestik, tapi diberikan ruang dan kepercayaan oleh masyarakat untuk berorkestrasi di panggung internasional.
Humas harus dapat melakukan penjenamaan yang baik untuk Indonesia. Segala gambaran negatif tentang Indonesia di pergaulan internasional, harus dapat kita hempaskan.Â
Hal ini tentu tidaklah mudah, mulai dari menyosialisasikan program pemerintah/perusahaan terkait G-20, mengedukasi publik, mengkampanyekan program prioritas pemerintah, hingga melakukan kontra narasi.
Semua itu akan bermuara dengan menghasilkan citra positif Indonesia, sehingga nation branding yang baik akan semakin kuat.
Para humas diharapkan dapat menjadi "tentara perang" yang bertanggung jawab dalam menyampaikan komunikasi publik yang baik dan efektif. Ini merupakan tantangan berat sekaligus sebagai kesempatan para humas membuktikan kemampuannya di ranah internasional.Â
Pesan yang disampaikan kepada publik harus dikemas secara menarik, baik melalui kanal daring maupun konvensional. Pesan yang disajikan harus disesuaikan dengan masing-masing saluran.
Untuk saat ini, humas juga dapat memanfaatkan saluran daring mengingat pesan melalui kanal ini dapat disampaikan dengan cepat dan masif.
Diketahui bahwa jumlah pengguna internet khususnya media sosial di Indonesia mencapai 190 juta pengguna (Februari 2022), data ini dilansir dari Indonesia Digital Report 2022 (Hootsuite/We Are Social).Â
Angka ini cukup fantastis jika digunakan untuk menggaungkan pesan G-20 di dunia maya. Strategi ini juga efektif untuk menangkal berita hoaks yang datang dari segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.