Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam gelaran tingkat jagat yaitu G-20. Nah, ada yang sudah tahu apa itu G-20?
G-20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang, hingga negara maju.
Mengingat kegiatan ini memiliki level internasional, maka seluruh mata dunia akan tertuju pada Indonesia. Indonesia akan menjadi sorotan dunia dalam mengawal kegiatan akbar ini.
Helatan akbar ini membutuhkan aspek persiapan yang matang, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Seluruh tahapan itu harus tertuang dalam grand design komunikasi strategis yang di dalamnya juga memuat strategi komunikasi.Â
Lalu, apa itu strategi komunikasi?
Strategi komunikasi merupakan cara-cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, biasanya berupa taktik yang berisi tools apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan yang sudah tersusun dalam desain komunikasi strategis.
Strategi komunikasi membutuhkan orkestrasi yang tepat agar pesan yang dipublikasikan ke masyarakat dapat tersampaikan dengan baik.
Orkestrasi Komunikasi Publik
Orkestrasi komunikasi publik dan publikasi merupakan salah satu faktor penting dalam menggaungkan semangat G-20.
Ini menjadi tugas khususnya para punggawa praktisi humas untuk membantu mengglorifikasikan informasi G-20 kepada publik, karena publik juga memiliki peranan penting untuk mendukung kelancaran G-20.Â
Seluruh lapisan masyarakat harus dilibatkan, karena ini merupakan hajat besar bersama Indonesia. Untuk itu, strategi komunikasi publik harus disusun dengan sistematik dan didiseminasikan secara masif, baik ke dalam maupun luar negeri.
Para humas tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam menyampaikan informasi terkait G-20 ke seluruh lapisan masyarakat yang memiliki berbagai latar belakang.
Humas harus dapat membuat grand design strategi komunikasi untuk publik, tidak hanya pesan dapat terkirim (sent), tapi juga bagaimana pesan itu dapat diterima baik (delivered) oleh target audiens.Â
Publik tentu memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan akuntabel. Selain itu, humas harus dapat mendengarkan dan mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik, dengan begitu kepercayaan publik kepada pemerintah juga akan meningkat.
Bukan lagi saatnya praktisi humas beraksi di panggung domestik, tapi diberikan ruang dan kepercayaan oleh masyarakat untuk berorkestrasi di panggung internasional.
Humas harus dapat melakukan penjenamaan yang baik untuk Indonesia. Segala gambaran negatif tentang Indonesia di pergaulan internasional, harus dapat kita hempaskan.Â
Hal ini tentu tidaklah mudah, mulai dari menyosialisasikan program pemerintah/perusahaan terkait G-20, mengedukasi publik, mengkampanyekan program prioritas pemerintah, hingga melakukan kontra narasi.
Semua itu akan bermuara dengan menghasilkan citra positif Indonesia, sehingga nation branding yang baik akan semakin kuat.
Para humas diharapkan dapat menjadi "tentara perang" yang bertanggung jawab dalam menyampaikan komunikasi publik yang baik dan efektif. Ini merupakan tantangan berat sekaligus sebagai kesempatan para humas membuktikan kemampuannya di ranah internasional.Â
Pesan yang disampaikan kepada publik harus dikemas secara menarik, baik melalui kanal daring maupun konvensional. Pesan yang disajikan harus disesuaikan dengan masing-masing saluran.
Untuk saat ini, humas juga dapat memanfaatkan saluran daring mengingat pesan melalui kanal ini dapat disampaikan dengan cepat dan masif.
Diketahui bahwa jumlah pengguna internet khususnya media sosial di Indonesia mencapai 190 juta pengguna (Februari 2022), data ini dilansir dari Indonesia Digital Report 2022 (Hootsuite/We Are Social).Â
Angka ini cukup fantastis jika digunakan untuk menggaungkan pesan G-20 di dunia maya. Strategi ini juga efektif untuk menangkal berita hoaks yang datang dari segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.
Humas juga harus dapat menjadi cyber troops untuk meluruskan informasi salah yang beredar di dunia daring.
Untuk itu, humas memiliki peranan penting dalam menentukan langkah strategi komunikasi publik yang akan digunakan. Strategi ini tidak hanya untuk audiens dalam negeri, tapi juga internasional.Â
Humas harus bisa menunjukkan sisi unik Indonesia yang indah yang penuh dengan keragaman budaya. Mari kita bersama bergandeng tangan, memperkuat barisan, mengumandangkan informasi dan pesan, serta menciptakan gemuruh kesuksesan.
Peran dan pentingnya G-20 Indonesia
Indonesia tentu memiliki peranan vital dalam menyelenggarakan presidensi G-20 tahun ini. Kita ketahui bahwa G-20 menjadi bagian penting dunia kerena merepresentasikan lebih dari 2/3 penduduk dunia, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Ini menjadi tugas besar kita bersama dalam menyukseskan G-20.Â
Presidensi G-20 Indonesia mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger", selain itu terdapat isu prioritas yang akan diangkat di dalam presidensi G-20 Indonesia, yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi yang berkelanjutan, serta transformasi digital dan ekonomi. Untuk mencapai kesuksesan itu semua, tentunya dibutuhkan perencanaan komunikasi dan publikasi yang matang.
Diperkirakan akan ada sekitar 21.000 delegasi yang akan hadir dalam perhelatan akbar ini, mulai dari delegasi KTT G-20 hingga working group/engagement group meetings.Â
Ini tentu akan membuka mata dunia tentang Indonesia. Kita harus dapat menciptakan momentum ini yang hanya datang 20 tahun sekali.
Pemerintah harus dapat merangkul semua stakeholder yang terlibat, mulai dari kalangan anak muda, pebisnis, serikat pekerja, hingga institusi.
G-20 merupakan ajang penting bagi Indonesia untuk membuktikan kepada dunia, bahwa Indonesia memiliki peranan yang patut diperhitungkan dalam menentukan arus kebijakan dunia.Â
Indonesia merupakan satu-satunya anggota ASEAN serta memiliki peran penting dalam pemulihan kesehatan dan perekonomian dunia. Indonesia menduduki peringkat 10 dalam daftar paritas daya beli (Purchasing Power Parity) di antara anggota G-20.
Selain itu, Indonesia juga menjadi kekuatan pasar baru (New Established Emerging Market) dengan PDB di atas USD 1 Triliun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H