Mohon tunggu...
Surtan Siahaan
Surtan Siahaan Mohon Tunggu... Penulis -

Berbahagialah orang yang tidak sukses, selama mereka tidak punya beban. Bagi yang memberhalakan kesuksesan, tapi gagal, boleh ditunggu di lapangan parkir: siapa tahu meloncat dari lantai 20. -Seno Gumira Ajidarma-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bagi Petani, THR adalah Ketika Harga Panen Stabil

6 Juni 2018   19:23 Diperbarui: 6 Juni 2018   19:57 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hasil Panen Petani

Tanpa harga panen yang stabil, Lebaran para petani sudah dipastikan suram karena cahs flow terganggu. Bahkan, masa depan juga jadi tidak pasti bila petani tidak punya cukup modal untuk menanam kembali.

Sedihnya, tahun ini petani terancam berlebaran dengan hati yang patah. Sudah sejak awal April, harga jual panenan di tingkat petani sangat fluktuatif. Petani Cabai di Kebumen, misalnya, mengaku mengalami perubahan harga jual hanya dalam hitungan hari pada panen di bulan April.

Harga cabai rawit, misalnya, bisa naik dalam dua hari dari Rp 30 ribu per kg ke Rp 35 ribu per kg kemudian di hari ketiga anjlok menjadi Rp 26 ribu per kg pada hari ketiga. (krjogja.com)

Baca Juga: Perkara Meremehkan Umat Islam

Komoditas Naik Petani Untung?

Harga Cabai di Tingkat Konsumen Kerap Naik saat Ramadan, Namun Belum Tentu Petani Ikut Menikmati Keuntungan
Harga Cabai di Tingkat Konsumen Kerap Naik saat Ramadan, Namun Belum Tentu Petani Ikut Menikmati Keuntungan
Biasanya, petani yang mengalami kerugian akibat fluktuasi harga sebelum bulan puasa akan berharap pada panen Ramadan. Sebab, harga komoditas biasanya naik pada momentum ini. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, pada tahun 2015 bahkan menyebut harga komoditas yang melonjak saat Ramadan adalah THR bagi petani. (Republika)

Namun, benarkah perkataan tersebut? Berdasarkan pengamatan saya, bertani merupakan sebuah mata pencaharian yang unik. Nasib petani seringkali tidak hanya ditentukan oleh seberapa keras mereka bekerja, melainkan juga pada keberpihakan pemerintah sekaligus nasib mujur.

Menjelang panen Lebaran, bisa saja harga naik pada tingkat konsumen. Namun, harga pembelian di tingkat petani belum tentu baik. Sebab, kita semua harus jujur mengakui harga panen petani masih dikendalikan oleh para pengepul dan tengkulak besar.

Petani seringkali tidak mencicipi kenaikan harga tersebut. Yang menikmati, tetap saja para tengkulak dan pemodal besar yang sanggup menyerap, menimbun dan mengatur distribusi komoditas.

Atau, saat panen sudah dekat, petani juga bisa apes karena menghadapi cuaca ekstrem seperti kekeringan dan hujan deras yang mengakibatkan kegagalan panen.  Harga memang naik karena pasokan turun, namun volume penjualan petani juga tipis karena hasil panen tidak ada.

Lucunya, ketika panen baik dan harga meroket karena tingginya permintaan, petani masih bisa terancam bangkrut karena pemerintah memutuskan membuka keran impor demi stabilnya harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun