Mohon tunggu...
Surtan Siahaan
Surtan Siahaan Mohon Tunggu... Penulis -

Berbahagialah orang yang tidak sukses, selama mereka tidak punya beban. Bagi yang memberhalakan kesuksesan, tapi gagal, boleh ditunggu di lapangan parkir: siapa tahu meloncat dari lantai 20. -Seno Gumira Ajidarma-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bagi Petani, THR adalah Ketika Harga Panen Stabil

6 Juni 2018   19:23 Diperbarui: 6 Juni 2018   19:57 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hasil Panen Petani

Untuk hal yang satu ini, pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, sudah sejak dua bulan sebelum Lebaran memberikan sinyal akan membuka keran impor untuk komoditas beras. Rencananya, ribuan ton beras dari Thailand dan Vietnam untuk menjaga stabilitas harga beras saat Ramadan dan Lebaran. (kontan.co.id)

THR Petani

Ilustrasi Hasil Panen Petani
Ilustrasi Hasil Panen Petani
Petani merupakan profesi yang mulia karena hasil kerjanya dapat mengisi perut orang lain. Tanpa petani, negara dan bangsa ada dalam masalah. Sayangnya, perhatian kita pada petani belum sebesar perhatian pada PNS dan pekerja sektor formal lainnya. Petani belum lagi menjadi profesi yang disayang dan dilindungi.

Padahal, membahagiakan petani itu gampang. Seperti sudah disebutkan pada judul artikel ini, beri saja petani THR. Namun, tunjangan ini tidak perlu muluk-muluk seperti uang triliunan rupiah yang dianggarkan negara untuk para PNS. THR petani cukup satu yakni harga panen yang stabil.

Tidak perlu juga repot repot memberi subsidi pupuk dan obat-obatan, asalkan pemerintah memastikan barang kebutuhan petani itu dapat diakses dengan mudah, petani sudah bisa semringah saat Lebaran.

Sebab, dengan panen yang stabil, petani bisa terus membeli pupuk, obat-obatan dan bibit yang meskipun harganya lebih sering naik daripada turun, tetap dibutuhkan untuk keberlanjutan usaha mereka. Akhir kata, semoga Lebaran tahun ini tidak lagi diwarnai cerita duka petani, melainkan kisah penuh sukacita dari petani kita yang memperoleh THR-nya. Amin.

Baca Juga: Memberi Makan Fakir Miskin, kok, "Dibully"?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun