"Pernahkah Bapak menerima amplop dari para pemborong sebelum proyek-proyek itu dilaksanakan?" Inspektur Provinsi balik bertanya.
Nah! M@cver paling sulit melupakan sesuatu. Dia sangat ingat pada pagi jahanam itu! Dan yang paling jahanam adalah sahabatnya yang mengajarkan budaya nenek moyangnya dulu!
"M@cver mundur atau dimundurkan?!" teriak para demonstran semakin garang.
"Mundurkan sekarang!" balas yang lain.
"Mundur sekarang?" tanya M@cver terkekeh. "Sekarang?"
"Sekarang bukan waktunya tidur dan bermimpi, Bat!" kataku pada M@cver yang sedang terlelap di kursi kerjanya dengan kaki bergoyang-goyang di atas meja. Aku biasa memanggil 'Bat' sebagai kependekan 'sahabat' pada M@cver, sahabat sejatiku itu.
Rupanya semalaman dia tidak tidur, sehingga sampai pukul sembilan pagi ini dia masih pulas. Laptop di atas meja kerjanya masih menampakkan naskah cerpen yang sedang digarapnya belum selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H