Mohon tunggu...
Surpi Aryadharma
Surpi Aryadharma Mohon Tunggu... Penulis - Dosen, Peneliti, Penulis Buku, Dharmapracaraka

Gemar membaca, Mencintai Negara, Mendidik Anak Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Simbol Hindu di Serambi Mekkah

20 Juli 2020   09:23 Diperbarui: 20 Juli 2020   09:40 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuil Palani Andawar Simbol Hindu di Bumi Islam

Aceh, Serambi Mekkah dalam beberapa tahun selalu menyajikan berbagai kejadian besar pada "dunia luar". Penerapan Syariat Islam membuat citra seolah Aceh sangat tertutup dan terkesan menakutkan. Bahwa perempuan harus berhijab jika tidak mau kena tangkap. 

Tetapi kesan angker itu rontok ketika kami, dua wanita Bali datang ke Tanah Rencong guna melakukan penelitian beberapa tahun lalu. Aceh justru indah dengan penduduk yang ramah. Wajah-wajah manis para wanita Aceh terlihat sangat jelas walau sedikit tertutup. 

Demikian pula, kami diterima dengan sangat ramah di Kantor majelis Adat Aceh, kantornya Wali Nanggo, semacam pimpinan tertinggi ulama dalam susunan pemerintahan di Aceh. 

Demikian pula kami diterima dengan ramah di kantor DPRA Aceh. Kami mencoba jalan ke berbagai mall, pasar, warung kopi selain ke situs-situs bersejarah. Dan Kami jatuh cinta dengan bumi Aceh yang indah. Aceh tidak semenyeramkan di berita-berita (hukum cambuk, razia, dll). 

Kami Peneliti berdua, dengan menutup kepala mewawancarai salah satu anggota DPRA Aceh. Kami diterima dengan sangat ramah diberbagai tempat | dokpri
Kami Peneliti berdua, dengan menutup kepala mewawancarai salah satu anggota DPRA Aceh. Kami diterima dengan sangat ramah diberbagai tempat | dokpri
Setelah perjalanan sejarah, sangat sulit ditemui sisa-sisa kejayaan Hindu di Tanah Srikandi ini. Gerakan penghancuran kuil-kuil Hindu, istana, apalagi patung-patung yang mencirikan Hindu dilakukan secara massal ketika syariat Islam diterapkan secara mutlak. 

Bahkan sisa-sisa peninggalan jaman lampau cukup sulit untuk diteliti sebagai sebuah standar pengetahuan ilmiah. Penghancuran dan penghilangan jejak telah dilakukan secara massif selama ratusan tahun demi membangun imperium kejayaan yang baru.

Raja Nagan. Salah Satu Raja Aceh yang merupakan keturunan kerajaan di masa lampau | dokpri
Raja Nagan. Salah Satu Raja Aceh yang merupakan keturunan kerajaan di masa lampau | dokpri
Untuk saat ini, satu-satunya symbol Hindu secara nyata di Tanah Serambi Mekkah adalah Kuil Palani Andawar. Kuil ini terletak di tengah Kota Banda Aceh tepatnya Jalan T. Dianjung No. 27 Gampong Keudah Banda Aceh. 

Awalnya ada dua kuil di wilayah ini, yakni satunya kuil Siwa dan Kuil Andawar, akan tetapi kuil Siwa sudah ditinggalkan karena sudah tidak ada pengempon dan tanahnya dikembalikan kepada Negara.

Keterangan foto: kampung Keudah, lokasi kuil Hindu | dokpri
Keterangan foto: kampung Keudah, lokasi kuil Hindu | dokpri
Menurut penuturan tokoh Hindu Banda Aceh, masyarakat Hindu Tamil telah ada sejak ratusan tahun di Aceh dan Sumatra. Masyarakat Tamil berdagang rempah-rempah dan juga memelihara ternak lembu untuk menghasilkan susu yang akan diperdagangkan dan juga untuk dikonsumsi. 

Sebagai masyarakat yang religius dan memegang teguh peradabannya, mereka secara bertahap mendirikan tempat ibadah (kuil). Selain itu, masyarakat Hindu Tamil membuat tempat persembahyangan pribadi di rumah. 

Kuil pertama didirikan sekitar tahun 1925 dengan sangat sederhana yakni berdinding papan dan beratap seng. Kuil sederhana ini diberinama "Kuil Siwan." Kuil yang tentunya sangat jauh jika dibandingkan dengan Masjid dan Gereja ini didirikan di tepi Krung Aceh (Sungai Aceh). 

Selanjutnya, sesuai dengan perkembangan umat Hindu, tidak jauh dari kuil Siwan dan masih di daerah Kedah Kecamatan Kutaraja Banda Aceh tahun 1934 dibangun sebuah kuil baru yang diberi nama Palani Andawar. 

Manifestasi Tuhan yang dipuja adalah Dewa Muruga. Kuil tersebut dipimpin oleh seorang pendeta dalam bahasa Tamil disebut Progider. Progider yang pernah bertugas di kuil itu adalah R. Basu dan setelah beliau meninggal dilanjutkan oleh pendeta Krishna Menon.

dokpri
dokpri
Untuk saat ini, kuil tersebut diurus dan dijaga oleh seorang pendeta yang masih keturunan pengurus kuil sebelumnya yakni Rada Khrisna. Pendeta Rada Khrisna sehari-hari merupakan pemilik sekaligus pekerja bengkel kendaraan roda empat. 

Pendeta Rada Krishna merupakan keturunan Tamil kelahiran Banda Aceh, 8 Maret 1962. Pendeta Rada Khrisna telah dikukuhkan sebagai pinandita di Kuil Palani Andawer oleh Guru Siwa Ganes Pandiyan dari India, serangkaian dengan pelaksanaan Maha Puja Pangguni Uthiram Thiruvila yang dilaksanakan pada tanggal 6-7 April 2013 di Kuil tersebut. 

pak-rada-5f1504e9097f360160575a42.jpg
pak-rada-5f1504e9097f360160575a42.jpg
Pendeta Kuil Palani setia melakukan pemujaan setiap hari, subuh dan malam hari

Namun ironisnya, Pendeta Rada Khrishna harus mengurus kuil tersebut sendirian, mulai dari membeli keperluan puja harian, membersihkan kuil, menyapu dan ngepel lantai dan melayani umat yang ingin melakukan persembahyangan.

Kuil Hindu di Aceh, tampak terjepit dengan ruko dan bangunan sekitar | dokpri
Kuil Hindu di Aceh, tampak terjepit dengan ruko dan bangunan sekitar | dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun