Dan, turut menjaga dengan melakukan rangkaian upacara penyucian (abhiseka) arca para Dewa, yang secara fisik akan mampu membersihkan dan secara rohaniah akan memberikan dampak bangkitnya kekuatan spiritual Candi Prambanan. Abhiseka ini setidaknya dilakukan sekali dalam setahun yang dapat dirangkaikan dengan upacara tawur agung.Â
Selain itu, sangat penting untuk dirumuskan tata cara memasuki Prambanan bagi para wisatawan dengan mengikuti pola mengenakan pakaian yang sopan dalam standar Nusantara, membuka alas kaki ketika memasuki garbhagriha dan tidak menyentuh patung (arca Dewa) serta berjalan mundur ketika akan keluar dari bilik utama kuil. Cara-cara sederhana ini juga sebagai wujud menghargai warisan dari leluhur Nusantara.
Penelitian ini merekomendasikan agar diambil langkah-langkah guna menjaga warisan dunia ini baik secara material maupun spiritual. Umat Hindu yang menjadi pewaris peradaban Hindu Nusantara mestinya secara aktif ikut berperan serta menjaga Prambanan dengan tetap menjadikannya pusat spiritual, yatra maupun pusat studi peradaban Hindu di Nusantara. Selain itu, riset-riset lanjutan terkait Babon Teologi Hindu Nusantara hendaknya dilanjutkan yang diperkaya dengan topik-topik lainnya sehingga Teologi Hindu Nusantara berkembang menjadi ilmu teologi yang mapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H